Upgrading Sistem dan Metodologi Mitra-mitra Karantina Tahfizh Al-Quran: Mewujudkan Visi Setiap Keluarga 1 Hafizh dan Hafizhah 2030
Kuningan, Jawa Barat – Pada Ahad, 27 Agustus 2023, Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional menyelenggarakan pertemuan strategis yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari lembaga pendidikan Islam terkemuka. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat sistem dan metodologi Karantina Tahfizh Al-Quran yang telah terbukti membantu lebih dari 13.000 individu mempercepat hafalan Al-Quran.
Peserta pertemuan mewakili beragam lembaga, termasuk:
- MA’HAD TAHFIZH HIDAYATUL QUR’AN BANGKA
- FEE CENTER KAMPUNG INGGRIS KEDIRI JAWA TIMUR
- PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH I AIRMOLEK RIAU
- KARANTINA TAHFIZH PUSTAKA TIGA MANDIRI
- PONDOK DARUL HIJRAH MARTAPURA
- TAFAQQUH STUDY CLUB PEKANBARU RIAU
- DIREKTORAT PENDIDIKAN AL AZHAR SOLO BARU
- PT. MULTI BERSAMA SYARIAH SERANG
- RUMAH TAHFIZH AHLUL QUR’AN
- YAYASAN HUMALAH BAIT AL – HIKMAH
- YAYASAN AMANAH BONAI DARUSSALAM
- YAYASAN BAITUL MAAL MUAMALAT
- YAYASAN MAFAZA INDONESIA
- YAYASAN AL – AZHAR KELAPA GADING
- YAYASAN ISLAM AL BINAA BEKASI
- YAYASAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN NURUL FATH
- PONDOK PESANTREN ASSALAAM BOARDING SCHOOL
- MAN 2 CIREBON
- YAYASAN AKMALA SABILA
- YAYASAN ALMANAR AZHARI DEPOK
- MAN INSAN CENDEKIA PEKALONGAN
- YAYASAN DARUL HIKAM BANDUNG
Ustadz H. Ma’mun Al-Qurthuby, M.Pd., Al-Hafizh, yang juga menjabat sebagai Mudir Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, menjadi pembicara utama dalam acara ini. Beliau menyampaikan bahwa program Karantina Tahfizh Al-Quran telah memberikan manfaat luar biasa, dan bahwa metode ini bisa diadopsi oleh berbagai pondok pesantren dan sekolah Islam di seluruh Indonesia. Beliau juga menekankan bahwa penerapan program ini secara luas akan mewujudkan visi untuk setiap keluarga Muslim memiliki hafizh dan hafizhah pada tahun 2030.
Selama pertemuan, beberapa topik penting dibahas:
- Standar Operasional Prosedur yang Diperkuat: Pembicara menyoroti pentingnya mengukuhkan Standar Operasional Prosedur dalam program Karantina Tahfizh Al-Quran untuk berbagai program sebagai beritkut:
- Karantina Tahfizh Program Hafal Quran Sebulan (35 hari) target ziyadah 30 juz
- Karantina Tahfizh Al-Quran Program 4 Pekan target ziyadah 20 juz
- Karantina Tahfizh Al-Quran Program 3 Pekan target ziyadah 15 juz
- Karantina Tahfizh Al-Quran Program 2 Pekan target ziyadah 10 juz
- Karantina Tahfizh Al-Quran Program 1 Pekan target ziyadah 5 juz
- Karantina Tahfizh Al-Quran Program 2 Hari target ziyadah 1 juz
- Karantina Tahfizh Al-Quran Program Mutqin (3 Bulan) 30 juz mutqin
- Penekanan Standarisasi Tahsin Tilawah Al-Quran: Pertemuan ini menggarisbawahi perlunya standarisasi tahsin tilawah Al-Quran untuk memastikan bacaan yang benar dan tepat.
- Penggunaan Metode Yadain Litahfizhil Quran: Metode standar karantina tahfizh adalah Metode Yadain Litahfizhil Quran, jika ini dipraktikkan pada minimal 3 juz maka Insyaa Allah dapat mempercepat proses hafalan Al-Quran.
- Peran Pengajar yang Kritis: Pentingnya peran Muhaffizh dan Muhaffizhah dalam membimbing, memberikan coaching, dan menyelesaikan masalah peserta Karantina Tahfizh Al-Quran ditekankan.
- Durasi dan Metode yang Efektif: Durasi menghafal Al-Quran selama 12 jam per hari, dengan penggunaan Metode Yadain Litahfizhil Quran, terbukti efektif karena membuat proses hafalan lebih menyenangkan.
Saat pertemuan, beberapa mitra Karantina Tahfizh Al-Quran, seperti Tafaqquh Study Club, melaporkan dukungan dari pemerintah setempat. Gubernur Riau bahkan berencana untuk membawa sistem akselerasi menghafal Al-Quran ini untuk ditrainingkan pada 480 pondok pesantren di Provinsi Riau. Di Pondok Pesantren Tafaqquh, lebih dari 2000 alumni telah melalui program Karantina Hafal Quran Sebulan.
Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya wakaf produktif dalam mendukung program Karantina Tahfizh Al-Quran. Para calon investor yang ingin mendukung peningkatan kualitas pendidikan Al-Quran di Indonesia melalui Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional diundang untuk berpartisipasi. DR. KH. Mustofa Umar menjelaskan bahwa langkah yang diambil oleh Ustadz Ma’mun dalam membangun pondok pesantren karantina tahfizh yaitu dengan membuat asrama apartemen pesantren. Apartemen ini bisa dimiliki oleh wakif atau investor dan sebagai wakif berhak memperoleh return dari hasil wakafnya. Hal ini beliau jelaskan dengan istilah Wakaf Mustarak.
Antusiasme tinggi dari peserta pertemuan untuk menyebarkan sistem dan metodologi Karantina Tahfizh Al-Quran ke seluruh Indonesia mencerminkan tekad untuk meningkatkan kualitas hafalan Al-Quran di kalangan generasi Muslim Indonesia. Dengan kerjasama antara lembaga pendidikan Islam terkemuka, langkah-langkah menuju visi setiap keluarga 1 hafizh dan hafizhah 2030 menjadi semakin nyata, Insyaa Allah.
Demikian pula Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional Insyaa Allah masih membuka kesempatan bagi lembaga pendidikan Al-Quran maupun pondok pesantren untuk menggunakan sistem dan metodologi karantina tahfizh dengan menjadi mitra dalam dakwah Al-Quran. (redaktur-yktn).
Berikut Dokumentasi Kegiatan Tersebut:
