Profil Dr. KH Ahsin Sakho Muhammad MA Al Hafizh

Profil Dr. KH Ahsin Sakho Muhammad MA Al Hafizh

28 October 2019 Artikel 0
DR Ahsin Sakho Muhammad Karantina Hafal Quran Sebulan

Penasihat YKTN Pusat

Sejak awal berdiri Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional (YKTN Pusat) pada tanggal 25 Juli 2014 bertepatan pada malam tanggal 27 Ramadan 1434 Hijriyah. Beliau Dr. KH Ahsin Sakho Muhammad MA Al Hafizh sebagai penasihat yayasan. Beliau seorang ulama Al Quran di Indonesia, pakar terkemuka di bidang Ilmu Qira’at dan Tafsir Al Quran. Latar belakang beliau dari sejak kecil hingga dewasa kental dengan nuansa Al-Quran. Selain di YKTN Pusat beliau juga merupakan penasihat di pondok-pondok pesantren terkemuka di Indonesia. Agar lebih mengenal sosok beliau maka berikut ini profilnya.

Nasab Beliau DR. K.H. Ahsin Sakho Muhammad, MA., Al-Hafizh

DR. K.H. Ahsin Sakho Muhammad, MA., Al-Hafizh merupakan putra pasangan K.H. Muhammad dan Nyi Umi Salamah, lahir di Arjawinangun, Cirebon, 21 Februari 1956. Sejak kecil beliau telah menunjukkan bakatnya dalam ilmu-ilmu Al Quran. Sewaktu duduk di kelas IV SD dan belum dikhitan, telah hafal tiga juz Al Quran (juz 28, 29, dan 30). Karena beliau menunjukkan minatnya pada hafalan Al-Quran, pantas jika Ahsin Sakho kecil sangat disayang oleh kakeknya, yaitu K.H. Syathori pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun.

Pendidikan Formal dan Pondok Pesantren

K.H. Ahsin Sakho menyelesaikan pendidikan dasar di SD dan SMP Arjawinangun. Sedangkan dasar-dasar ilmu agama telah dipelajari di pesantren keluarganya. Beliau melanjutkan pelajaran di Pesantren Lirboyo, Kediri, sambil belajar di SMU selama tiga tahun sejak 1970. Melanjutkan di pesantren Lirboyo yang merupakan pesantren terkemuka, K.H. Ahsin Sakho belajar fikih, dan ilmu-ilmu alat, seperti nahwu, sharaf, dan sebagainya. Dasar keilmuan yang kuat mengenai ilmu-ilmu alat dapat membuka pengetahuan berikutnya terutama rujukan kitab-kitab berbahasa Arab. Tidak heran setelah dewasa K.H. Ahsin Sakho mampu menjadi ulama besar.

Sementara saat libur panjang, ia menimba ilmu di pesantren lain. Antara lain, ia pernah mengaji tabarruk kepada K.H. Umar Abdul Manan (Solo) dengan menyetorkan hafalan Al-Qurannya. Meski tidak lama belajar kepadanya, tidak sampai dua bulan, ia merasa sangat beruntung, karena bisa memperoleh syahadah sanad dari sang guru. Sanad merupakan sandaran keilmuan yang dipercaya dan penting karena sebagai bukti bahwa ilmu tersebut tersambung pada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.

Keinginan yang kuat untuk mendalami Al Quran meneruskan belajar di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta (1973-1976). Ia juga sempat belajar kepada K. H. Arwani (Kudus). Tetapi, baru berjalan sekitar dua bulan, ia diminta pulang ke Cirebon untuk menyiapkan keberangkatannya ke Makkah. Begitulah pembelajaran singkat beliau sangat membekas meskipun hanya dalam hitungan bulan. Pembelajaran singkat ini dapat dimodel sebagai inspirasi untuk akselerasi menghafal Al-Quran dalam waktu singkat.

Belajar di Masjidil Haram dan Berprestasi

Tahun 1976-1977, beliau mengaji Al-Quran di Masjidil Haram di bawah bimbingan Syekh Abdullah Al-‘Arabi, seorang ulama Mesir yang didatangkan oleh jamaah Tahfizh Al Quran. Sore harinya ia menuntut ilmu di Markaz Ta’lim Al-Lughah Al-‘Arabiyyah. Karena sudah hafal Al-Quran dengan bacaan dan hafalan yang baik maka ketika belajar ia hanya “menyetor” hafalan dan mendalami bacaannya. Pada akhir tahun, ia mengikuti ujian dan lulus mendapat syahadah yang menyatakan kemampuannya membaca Al-Quran secara hafalan dari awal hingga akhir 30 juz dengan mumtaz. Bermula hafalan Al Quran dan penguasaan ilmu-ilmu agama mengantarkan pada jenjang pendidikan berikutnya. Pada 1977 beliau di Madinah kuliah di Fakultas Kulliyatul-Qur’an wa Dirasah Islamiyyah dari Al-Jami’ah Al-Islamiyah. Beliau meraih gelar doktor dengan Yudisium Mumtaz Syaraful ‘Ula (summa cum laude) pada 1989. Selama 12 tahun belajar di Jam’iah Al-Islamiyah.

Amanah Dakwah Al Quran

Penguasaan ilmu-ilmu Al Quran menarik perhatian banyak kalangan. Pada 1992, ia diajak K.H. Syukron Makmun, pengasuh Pesantren Darul Rahman, Jakarta Selatan, untuk ikut mendirikan Institut Islam Darul Rahman. Tahun itu mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) dan di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selain itu dipercaya menjadi anggota dewan pendiri Organisasi Tahfizh Al-Quran Internasional di Jedah, ketua Tim Revisi Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Departemen Agama, dan rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), Jakarta (2005-2014), beliau menjadi sekretaris Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kemenag RI dan Rais Majelis Ilmi Jami’yatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama (NU).

Saat ini K.H. Ahsin Sakho menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Quran Arjawinangun, Penasihat Yayasan Daarut Tauhid Bandung (Aa Gym), Dewan Penasihat Pondok Pesantren Dar Al-Tauhid di Arjawinangun, Cirebon, Dewan Pembina Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan, Penasihat Indonesia Mengaji, Sekretaris Lajnah Pentashihan Al-Quran Kementerian Agama RI, Dewan Penasihat Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional (YKTN Pusat).

Buku karya DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA Al-Hafizh best seller Nasional berjudul Oase Al Quran jilid 1, 2 dan 3, ‘Menghafalkan Al-Quran’, ‘Keberkahan Al-Quran’, dan ‘Renungan Kalam Langit’. Buku-buku tersebut dapat diperoleh di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional.

Saat pembukaan karantina tahfizh, tausiyah mingguan, dan wisuda karantina tahfizh Al Quran, karena kepakarannya di bidang Al-Quran maka DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA Al-Hafizh merupakan inspirator bagi para penghafal Al-Quran. Calon peserta karantina tahfizh Al-Quran untuk program hafal quran sebulan dapat mendaftarkan diri di website www.hafalquransebulan.com.

Yadi Iryadi, S.Pd.

Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com