Pilihan / Ikhtiar Menghafalkan Al-Qur’an 30 Juz

Pilihan / Ikhtiar Menghafalkan Al-Qur’an 30 Juz

9 June 2017 Artikel 0

Banyak orang menargetkan sesuatu namun dengan proses yang tidak jelas sehingga fokusnya hanya pada menuntut hasil sedangkan prosesnya tidak diperhatikan.

Ada banyak pilihan tindakan dalam hidup manusia sehingga orang-orang barat mengatakan, “life is choice” hidup adalah pilihan. Sebenarnya jauh sebelum perkataan tersebut, Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam sudah menyampaikan agama Islam yang mengajarkan bahwa kita diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala untuk ikhtiar dalam berproses menuju pada kesuksesan dunia dan akhirat.

Dalam bahasa Indonesia yang kita pahami sehari-hari biasanya kata “ikhtiar” diartikan sebagai usaha manusia mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia ikhtiar sebagai berikut

“ikhtiar/ikh·ti·ar/ n 1 alat, syarat untuk mencapai maksud; daya upaya: segala — sudah kujalankan, tetapi tidak berhasil juga; mencari — , mencari daya upaya; 2 pilihan (pertimbangan, kehendak, pendapat, dan sebagainya) bebas: hal itu terserah kepada — masing-masing;– menjalani untung menyudahi, pb orang harus berusaha, jika ingin mencapai suatu maksud (tercapai atau tidaknya bergantung kepada nasib)

berikhtiar/ber·ikh·ti·ar/ v berusaha; mencari daya upaya: kalau tidak mau ~ tidak akan dapat;

mengikhtiarkan/meng·ikh·ti·ar·kan/ v 1 mencarikan daya upaya (akal, syarat, dan sebagainya); mengupayakan: dengan segala susah payah kakak telah ~ agar kamu segera mendapatkan pekerjaan; 2 memberikan pertimbangan (nasihat, usul, dan sebagainya): ayah telah berkali-kali ~ , tetapi tidak diindahkannya

Dengan pengertian tersebut seringkali orang Indonesia kurang tepat memahami makna ikhtiar sehingga menyerah dalam mencapai tujuan atau terlalu menuntut hasil dengan mengabaikan proses usaha tindakannya.

Mari kita kembalikan pada makna ikhtiar yang sebenarnya sehingga kita dapat mencapai hasil dari berbagai proses ikhtiar.

Ikhtiar diambil dari bahasa Arab, yakni ‘ikhtaara’ yang artinya memilih. Sementara dalam bentuk kata kerja, “ikhtiar” berarti pilihan atau memilih hal yang baik (khair).

Menurut istilah, ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya dalam usaha mendapatkan yang terbaik, agar tujuan hidupnya selamat sejahtera di dunia dan di akhirat.

Berikut ini adalah dalil tentang ikhtiar dalam Al-Quran

(إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْسورة الرعد:  11

Artinya : … Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri … ( QS. Ar-Ra’du 11 )

(فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ سورة الجمعة :  10

Artinya : Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” ( QS. Al-Jumu’ah : 10 )

Dalam bekerja misalnya seseorang memilih untuk berbisnis atau menjadi karyawan, itu adalah ikhtiar atau pilihan.

Sederhananya yaitu:

  • Ikhtiar tidak sama dengan usaha untuk mencapai tujuan
  • Ikhtiar sama dengan memilih, atau pilihan untuk mencapai tujuan
  • Ikhtiar sama dengan choice atau pilihan untuk mendapatkan outcome
  • outcome adalah hasil dari rangkaian proses choice/ikhtiar
  • Outcome berbeda dengan target.
  • Targetadalah bagian dari rencana yang sudah disusun secara terukur yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu.
  • Realisasi adalah hasil nyata dari penerimaan atas suatu target yang telah diperhitungkan.

Dari pengertian di atas maka akan lebih baik berfokus pada ikhtiar dibandingkan dengan usaha mencapai target. Jika target yang dikejar maka kemungkinan besar meleset. Sedangkan jika ikhtiar/memilih dengan makna yang sebenarnya yang dilakukan maka memungkinkan melampaui target.

Dalam hal apapun hidup di dunia ini hendaknya memiliki outcome yang jelas sehingga ikhtiar/pilihan tindakan yang dilakukan bisa menuju pada arah yang diharapkan.

Misalnya keinginan menghafal Al-Qur’an 30 Juz, tanpa ikhtiar yang jelas adalah seperti perjalanan tanpa sebuah tujuan. Tidak pernah diketahui ikhtiar/pilihan tindakan bagaimana, kapan dan dimana proses ikhtiar akan dilakukan.

Berikut ini cara untuk membuat rancangan sebuah hasil dari proses ikhtiar berdasarkan Neuro Linguistic Programming:

NYATAKAN DALAM KALIMAT POSITIF

Tanyakan:
Apa yang benar-benar saya harapkan terjadi dalam hidup saya?
Misalnya: “Hafal Al-Qur’an 30 Juz”

NYATAKAN DALAM PENGALAMAN INDRAWI DAN MILIKI BUKTI TAK TERBANTAHKAN

Tanyakan:
Bagaimana saya tahu bahwa saya telah mencapai harapan saya?
“Apabila hafalan Al-Qur’an saya sudah bisa disimak 30 Juz dan tadabbur terjemahnya”

Apa yang akan saya lihat dan dengar pada saat harapan tersebut tercapai?
“Saya membaca Al-Qur’an 5 Juz per-hari dan menyimak murid menghafal Al-Qur’an”

Apa yang akan saya rasakan?
“Merasa bahagia dan semangat panen pahala akhirat dari hafalan Al-Qur’an”

SESUAIKAN KONTEKSNYA

Tanyakan:
Bagaimana sikap saya agar harapan tersebut bisa terwujud?
“Saya harus mulai menghafalkan Al-Qur’an dalam waktu dekat”

Dimana saya menginginkan harapan ini?
“Saya ingin menghafalkannya di Yayasan Karantina Tahfizh di Kuningan Jawa Barat”

Kapan saya menginginkan harapan ini?
“Saya ingin hafal Al-Qur’an dalam bulan Januari ini sampai akhir hidup saya”

Dengan siapa saya menginginkan harapan ini tercapai?
“Saya ingin menghafal Al-Qur’an di Karantina Tahfizh dan muraja’ah bersama teman-teman penghafal Al-Qur’an di pondok pesantren atau pengajian terdekat”

DIMULAI DAN DIPERTAHANKAN OLEH DIRI SENDIRI – DALAM RENTANG KENDALI DIRI SENDIRI

Tanyakan:
Apa yang bisa saya lakukan?
“Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid”
“Menghafalkan Al-Qur’an setiap hari 3 jam di rumah”
“Mendaftarkan diri dan ikut program Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional”
“Mematuhi seluruh agenda karantina tahfizh”
“Muraja’ah hafalan Al-Qur’an dan menambah hafalan Al-Qur’an ”
“Muraja’ah harian minimal 1 juz per hari, maksimal 5 juz per hari”

Sumber daya atau alat apa yang saya perlukan untuk mencpai harapan ini?
 “Menelpon dengan HP dan pulsa sekarang juga”
“Mendaftarkan diri di 
www.hafalquransebulan.com sekarang juga”
“Alat transportasi untuk menuju tempat menghafal Al-Qur’an”
“Pakaian dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengikuti karantina tahfizh”
“Uang pendaftaran dan biaya akomodasi juga transportasi disiapkan”

Apa yang dapat saya terus lakukan?
“Muraja’ah seumur hidup di sela-sela kesibukkan”
“Rajin membaca Al-Qur’an baik bilghaib maupun binnadhar”
“Mempunyai beberapa teman atau murid ngaji untuk muraja’ah bersama”

EKOLOGIS DENGAN MEMPERTAHANKAN SISTEM DAN HUBUNGAN

Tanyakan:
Apa yang akan terjadi pada saat saya mencapai harapan ini?
“Saya merasa bahagia karena menjadi ahlul Qur’an Ahlullah wakhassatuh dan akan menjadi kebahagiaan hidup abadi di akhirat”

Bagaimana outcome ini akan mempengaruhi aspek lain dari hidup saya?
“Keluarga saya merasa senang dan bahagia karena saya menghafal Al-Qur’an”

Bagaimana outcome ini bermanfaat bagi saya, orang lain dan lingkungan?
“Lebih berharga di masyarakat sehingga lebih banyak manfaat dalam dakwah”

TENTUKAN KAPAN MENGAWALI DAN KAPAN MENGAKHIRI IKHTIAR MEWUJUDKAN HARAPAN

Tanyakan:
Kapan saya akan memulai ikhtiar nyata dalam mewujudkan harapan saya?
“Saya akan telepon karantina tahfizh 081312700100 sekarang juga”
“Saya akan mendaftarkan diri di 
www.hafalquransebulan.com sekarang juga”
“Saya akan memilih jadwal yang sesuai dengan keluangan waktu saya”
“Saya akan membayar seminggu sebelum pelaksanaan daftar ulang agar tidak kehabisan kuota”

Selamat mendesain harapan-harapan yang Anda inginkan dengan daftar pertanyaan di atas.

Lakukanlah ikhtiar…
Bukankah ikhtiar itu adalah memilih pilihan?…

  1. Memilih tidak menghafal Al-Qur’an
  2. Memilih menghafal Al-Qur’an di tempat lain
  3. Memilih menghafal Al-Qur’an di karantina tahfizh dan muraja’ah seumur hidup

Lihat, dengar dan rasakan manfaatnya sekarang. Alhamdulillahirabbil’alamin.

Apapun yang terjadi dari proses ikhtiar semuanya adalah kehendak Allah Subhanahu Wata’ala. Maka jika berharap menjadi penghafal Al-Qur’an 30 Juz dan sudah dilakukan ikhtiar maksimal maka hasilnya adalah tawakkal pada Allah Subhanahu Wata’ala, apa pun yang terjadi terserah Allah yang penting terus ikhtiar.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com