Persiapan Tahsin Tilawah Al-Qur’an, Ayo Tahsin!
Pengertian Tahsin Tilawah Al-Quran
Ayo tahsin terlebih dahulu.
Apa kata guru kita mengenai kesiapan Tahsin?
Penasihat Yayasan yaitu DR.KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA, Al-Hafizh yang juga aktif di Lajnah Pentashihan Al-Qur’an Kemenag berkata, “Peserta yang tahsinnya belum siap tapi ingin ikut karantina tahfizh jangan dilarang ikut sebab mereka mau belajar. Boleh ikut, dan targetnya tahsin tilawah Quran atau mampu membaca Al-Qur’an sesuai tajwid.”
Ustadz Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd.I Al-Hafizh Mudir Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional pernah berkata, “Kemungkinan besar yang kesulitan menghafal Al-Qur’an itu salah satunya disebabkan karena bacaannya belum fasih.”
Ustadz Ridwani, S.Th.I, Al-Hafizh (Ayah Salwa) Ketua Yayasan yang juga menyeleksi kelulusan calon peserta berkata, “Tahsin belum lancar bisa diluluskan ikut dengan syarat perbaiki tahsin terlebih dahulu sebelum target menghafal.”
Nah….
Jika sebulan hanya dapat hafalan di bawah 5 juz hafalan baru kemungkinan karena tahsin masih belum siap untuk menghafal sehingga waktu habis buat perbaikan bacaan.
Sebagian orang berpendapat bahwa mendapatkan bacaan yang lancar dan dapat hafalan 5 juz adalah keberhasilan yang gemilang. Namun alangkah lebih baiknya jika tahsin disiapkan sebelum karantina.
Pengertian Tahsin Tilawah Al-Qur’an
Tahsin berasal dari bahasa arab, artinya memperbaiki atau meningkatkan. Tahsin تحسين adalah Isim Masdar dari Fi’il Madhi Hassana (حسّن) yang termasuk Fi’il Muta’addi dan memiliki arti memperbaiki atau membaguskan. Kata tahsin mengandung makna agar memperbaiki bacaan Al-Quran dengan benar dan tepat sesuai dengan orisinalitas bacan Al-Quran yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Memperbaiki bacaan Al-Quran termasuk bagian dari amal ibadah yang diperintahkan oleh Allah dalam QS QS. Al-Muzzammil: 4,
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Artinya: dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil.
Pengertian Tartil
Tartil (ترتيل) artinya membaca Al-Quran perlahan sesuai kaidah tajwid dengan mengeluarkan huruf-huruf yang benar secara perlahan-lahan. Allah mewajibkan umat Islam membaca Al-Quran dengan tartil. Lawan dari tartil yaitu tergesa-gesa. Perlahan-lahan bukan berarti lambat membacanya melainkan bacaan cepat pun apabila tetap sesuai kaidah tajwid maka bisa disebut tartil.
Berdasarkan buku Petunjuk Praktis Tahsin dan Tartil Al-Quran Metode Maisura karya DR. KH. Ahmad Fathibu, Lc., MA, mendefinisikan bahwa tartil adalah bacaan Al-Quran yang benar-benar berkualitas. Di dalamnya mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib tartil artinya membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Quran dan mengetahui hal ihwal waqaf.
Membaca Al-Quran dengan Sebenar-benarnya
Adapun kewajiban membaca Al-Quran dengan benar juga terdapat pada Al-Quran Surah Al-Baqarah: 121,
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Artinya: Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.
Berdasarkan QS. Al-Baqarah: 121, bahwa pelaksanaan bacaan Al-Quran harus sesuai dengan prinsip “Haqqa Tilawatih” yaitu membaca dengan sebenar-benarnya bacaan sebagai wujud keimanan kepada kitab Al-Quran yang diturunkan dari Allah. Jika seseorang membaca Al-Quran asal-asalan dan tidak mau belajar dengan bacaan yang benar maka di akhirat termasuk orang yang rugi. Karena itu, perbaikan bacaan Al-Quran dengan mempelajari kaidah tajwid dan menyempurnakan makharijul huruf merupakan bukti kejujuran keimanan kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Carilah guru tahsin terdekat yang fasih bacaannya sebelum memutuskan untuk ikut akselerasi menghafal Al-Qur’an di www.hafalquransebulan.com
Yadi Iryadi, S.Pd.,
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran