Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an: Syaikh Manna Al-Qaththan

Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an: Syaikh Manna Al-Qaththan

26 July 2023 Artikel 0
Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an

Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an: Syaikh Manna Al-Qaththan

Mengungkap Sejarah Pengumpulan Al-Qur’an dan Peran Penting Khalifah Utsman Radhiyallahu Anhu

Dalam perjalanan sejarah Islam, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman utama bagi umat Muslim. Al-Qur’an berisi ajaran-ajaran agung yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai panduan bagi seluruh umat manusia. Proses pengumpulan Al-Qur’an ini memiliki sejarah yang menarik dan penuh hikmah, salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam pengumpulan Al-Qur’an adalah Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.

Latar Belakang Pengumpulan Al-Qur’an

Sebagai bagian dari umat Islam, kita mengetahui bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam selama periode 23 tahun. Wahyu tersebut diterima oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam secara bertahap dan diturunkan dalam bentuk ayat-ayat suci yang kemudian dihafalkan oleh para sahabatnya dan ditulis pada berbagai bahan seperti daun kurma, kulit binatang, dan tulang.

Pada masa kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Al-Qur’an tidak dirangkum dalam satu mushaf atau kitab yang terkumpul. Namun, setiap ayat dan surah disimpan dengan hati-hati dalam ingatan para sahabatnya dan disampaikan secara lisan kepada generasi berikutnya. Beberapa sahabat, seperti Utsman bin Affan dan Abdullah bin Mas’ud, sangat tekun dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an. Mereka meyakini bahwa ilmu dan amal harus bersatu dalam membawa hidayah dari Al-Qur’an.

Larangan Menulis Hadits Selain Al-Qur’an

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam secara tegas melarang para sahabatnya untuk menulis hadits selain Al-Qur’an. Beliau khawatir bahwa penulisan hadits bersama dengan Al-Qur’an dapat menyebabkan percampuran antara dua sumber tersebut. Oleh karena itu, para sahabat hanya diperbolehkan untuk menulis Al-Qur’an, sementara hadits-hadits Nabi disampaikan secara lisan untuk menghindari kemungkinan kesalahan atau perubahan dalam penyalinan teks.

Meskipun ada izin tertentu bagi sebagian sahabat untuk menulis hadits setelah masa tersebut, namun untuk hal-hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an, praktik penulisan tetap berdasarkan riwayat lisan yang bersambung kepada Nabi melalui metode talqin, yaitu belajar langsung dari seorang syaikh yang memiliki sanad yang terjaga hingga Nabi.

Peran Khalifah Utsman dalam Pengumpulan Al-Qur’an

Ketika masa Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, umat Islam mulai menghadapi tantangan baru. Munculnya perbedaan dalam cara membaca Al-Qur’an antar wilayah dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami teks suci. Untuk mengatasi masalah ini dan menyatukan umat Muslim di bawah satu mushaf yang standar, Khalifah Utsman membuat sebuah keputusan yang bijaksana.

Dengan mengumpulkan para sahabat yang hafal Al-Qur’an, Khalifah Utsman memerintahkan pembuatan salinan Al-Qur’an yang berdasarkan dialek bacaan Quraish, dialek bacaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mushaf ini kemudian diberi nama “Mushaf Al-Imam” yang tulisan hurufnya disebut sebagai rasm Utsmani. Rasm Utsmani adalah cara penulisan yang tetap dan baku yang disepakati untuk menyatukan versi Al-Qur’an yang ada.

Penyebaran Mushaf Al-Imam Rekomendasi dari Khalifah Utsman

Setelah Mushaf Al-Imam selesai, salinan Al-Qur’an ini dikirim ke berbagai wilayah untuk digunakan sebagai standar bacaan Al-Qur’an yang sama. Keputusan Khalifah Utsman ini tidak hanya mengatasi perbedaan dalam bacaan Al-Qur’an, tetapi juga memastikan kesatuan dan konsistensi di antara umat Muslim. Penyebaran Mushaf Al-Imam menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam karena mengubah cara umat Muslim memahami dan mengamalkan Al-Qur’an.

Buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an karya Syaikh Manna Al-Qaththan merupakan intisari dari perjalanan mengagumkan dalam sejarah penulisan Al-Quran. Dimulai dari masa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam hingga Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, kita dapat mengenali pentingnya pengumpulan dan penyatuan Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Muslim. Langkah bijaksana Khalifah Utsman dalam membuat Mushaf Al-Imam menjadi titik balik dalam menyatukan beragam bacaan Al-Qur’an, sehingga umat Muslim dapat memahami dan mengamalkan ajaran-Nya dengan keseragaman.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pengumpulan Al-Qur’an dan peran penting Khalifah Utsman dalam menyatukan umat Muslim. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi kita untuk lebih mendalami ilmu Al-Qur’an.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com