Pendidikan Al-Quran yang Efektif: Menghindari 10 Kesalahan Umum dalam Pengajaran

Pendidikan Al-Quran yang Efektif: Menghindari 10 Kesalahan Umum dalam Pengajaran

22 September 2023 Artikel 0
Pendidikan Al-Quran yang Efektif Menghindari 10 Kesalahan Umum dalam Pengajaran

Pendidikan Al-Quran merupakan salah satu fondasi terpenting dalam membangun karakter dan moralitas umat Islam. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Kami turunkan kepadamu Al-Quran ini yang memberi penjelasan tentang segala sesuatu, dan petunjuk, dan rahmat serta berita gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89).

Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional memiliki sistem pendidikan dan metodologi yang apabila diterapkan maka Insyaa Allah akan menghadirkan pembelajaran yang efektif bagi para santri dengan berbagai gaya belajar. Santri akan termotivasi atas dasar kecintaan terhadap Al-Quran. Suasana pembelajaran yang demikian akan kondusif apabila menghafal Al-Quran dijadikan sebagai aktivitas yang membahagiakan dan penuh semangat antusias.

Dalam proses belajar mengajar Al-Quran, terdapat beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari demi mencapai hasil yang optimal dan menjaga kesucian kitab ini. Dalam artikel ini, akan diulas 10 kesalahan umum dalam mengajarkan Al-Quran serta dampaknya.

Kurang Persiapan Sebelum Mengajar

Guru yang kurang persiapan dapat menghambat proses belajar mengajar. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah suka jika seseorang dari kalian melakukan sesuatu pekerjaan, maka ia menyempurnakannya” (HR. Al-Bayhaqi). Solusinya adalah dengan mempersiapkan materi dan strategi pengajaran dengan baik. Sebagaimana santri menyiapkan hafalan Al-Quran maka guru pun harus menyiapkan hafalan dan materi pelajaran sebelumnya. Dengan cara ini maka akan memotivasi guru dan santri untuk konsisten belajar Al-Quran.

Terlalu Fokus pada Hafalan

Fokus hanya pada hafalan tanpa memahami makna dapat mengurangi pemahaman santri terhadap ajaran-ajaran dalam Al-Quran. Allah berfirman, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24). Variasikan metode mengajar dengan menjelaskan makna dan tafsir ayat Al-Quran. Apabila pembelajaran belum melibatkan tadabbur terjemah maka di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran seorang muhaffizh harus menyampaikan kembali penjelasan tentang Visualisasi Tadabbur terjemah.

Al-Quran adalah petunjuk hidup, maka penting bagi santri untuk memahami makna dan hikmah di balik setiap ayat. “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (QS. Al-Isra: 82). Jelaskan konteks dan tafsir untuk membantu santri memahami makna ayat.

Tidak Memperhatikan Tajwid dan Makhraj

Tajwid dan makhraj adalah esensial dalam membaca Al-Quran. Kesalahan dalam hal ini dapat mengubah makna ayat. Syeikh Ibnul Jazari mengatakan dalam syairnya bahwa, “Barangsiapa membaca Al-Quran tanpa tajwid maka berdosa.” Dosa ini disebabkan karena apabila salah dalam membaca Al-Quran maka dapat berpotensi mengubah maknanya. Karena itu, guru harus memastikan santri menguasai tajwid dan makhraj dengan baik. Harus memiliki kesabaran, ketelitian, dan bersedia membimbing dengan contoh bacaan Al-Quran yang fasih.

Menghukum Santri yang Hafalannya Tidak Lancar

Guru boleh menghukum santri yang indisipliner dengan hukuman yang sifatnya mendidik tetapi tidak melukai fisik dan perasaan santri. Uniknya bahwa guru tetap harus memberikan apresiasi dan motivasi kepada santri yang rajin belajar meskipun bacaan Al-Qurannya masih terbata-bata. Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Quran dan ia mahir di dalamnya, maka ia bersama para malaikat yang mulia, yang taat. Dan barangsiapa membaca Al-Quran dan ia terbata-bata di dalamnya, dan ia merasa kesulitan, maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim).

Metode Mengajar yang Monoton

Metode pengajaran yang monoton dapat menyebabkan kejenuhan dan mengurangi antusiasme santri. Rasulullah SAW adalah contoh pengajar yang menggunakan berbagai metode untuk menyampaikan ajaran Islam. Variasikan metode pengajaran untuk menjaga ketertarikan santri.

Tidak Menggunakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat membantu proses pemahaman santri. Allah berfirman, “Kami jelaskan ayat-ayat bagi orang-orang yang berfikir.” (QS. Yunus: 24). Gunakan media visual, audio, dan interaktif untuk membantu santri memahami materi.

Tidak Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif

Suasana belajar yang kondusif mendukung proses pemahaman santri. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim). Buatlah suasana belajar yang positif dan mendukung.

Tidak Memberikan Motivasi kepada Santri

Motivasi adalah kunci kesuksesan belajar. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Berikan pujian dan dorongan untuk meningkatkan semangat belajar santri.

Tidak Sabar terhadap Santri

Kesabaran adalah hal utama dalam mengajar. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak diberikan kepada seseorang sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari pada kesabaran.” (HR. Bukhari). Jangan mudah marah dan beri kesempatan santri untuk berkembang. Terkadang ada santri yang sulit untuk diajarkan, berikanlah pujian, nasihat, dan motivasi serta doa semoga atas kesabaran guru tersebut Allah akan membukakan hidayah bagi santri. Tidaklah suatu hidayah dapat Allah berikan kecuali Allah menghendakinya. Meskipun begitu tetaplah sabar dalam mendidik dan mengajar.

Tidak Mengevaluasi Hasil Belajar Santri

Evaluasi penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. “Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu…” (QS. At-Taubah: 105). Lakukan evaluasi secara berkala dan berikan umpan balik untuk perbaikan. Progres perbaikan bacaan dan hafalan santri harus tercatat dengan baik dan dilaporkan secara berkala dengan pemegang kebijakan maupun dengan rekan sejawat. Hal ini bertujuan supaya mendapatkan solusi dan masukan ide untuk perbaikan terus menerus dalam bimbingan dan pengajaran Al-Quran.

Mengajarkan Al-Quran dengan benar adalah tanggung jawab besar. Kesalahan dalam pengajaran dapat membawa dampak negatif bagi pemahaman dan penerapan ajaran Al-Quran oleh santri. Dengan memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan umum tersebut, diharapkan proses belajar mengajar Al-Quran dapat berlangsung dengan lebih efektif dan bermanfaat.

Saran bagi pengajar adalah untuk terus mengembangkan metode pengajaran, menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, menciptakan suasana belajar yang kondusif, serta memberikan motivasi dan evaluasi secara berkala kepada santri. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Evaluasi Muhaffizh dan Muhaffizhah di lingkungan Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional biasanya dilakukan setidaknya seminggu sekali. Evaluasi ini bertujuan supaya santri yaitu peserta karantina tahfzh mampu mengeluarkan potensi optimalnya dengan ikhtiar bimbingan tahsin tahfizh dari para muhaffizh atau muhaffzihah.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai manusia terbaik di hadapan-Nya. Belajar mengajar Al-Quran merupakan ibadah yang luar biasa dan menjadikan amal jariyah dari setiap huruf-huruf yang dibaca oleh santri-santri kita, Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran
https://www.hafalquransebulan.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com