Nahwu Sharaf Al-Quran Memudahkan Hafalan dan Pemahaman

Nahwu Sharaf Al-Quran Memudahkan Hafalan dan Pemahaman

23 September 2024 Artikel 0
Nahwu Sharaf Al-Quran Memudahkan Hafalan dan Pemahaman

Al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Arab maka menghafalkannya harus disertai pemahaman bahasanya sehingga hafalan Al-Quran semakin terasa indah dan penuh makna. Bagi kita yang tidak berbahasa Arab, memahami maknanya melalui terjemah sangatlah penting agar penghayatan, pemahaman, dan pengamalan kita semakin baik.

Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 2: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).

Dalam gramatika bahasa Arab dikenal banyak cabang ilmu bahasa. Adapun yang paling awal dipelajari diantaranya yaitu ilmu Nahwu dan Sharaf.

Dalam artikel ini kita akan membahas ilmu Nahwu Sharaf dengan menggunakan contoh-contoh dari kosakata dalam Surah Al-Fatihah (ayat 1-7) dan Al-Baqarah (ayat 1-5). Materi ini disusun secara sederhana agar mudah dipahami oleh pemula.

Bagian 1: Pengantar Nahwu dan Sharaf

Nahwu adalah ilmu yang membahas perubahan akhir kata dalam bahasa Arab berdasarkan fungsi kata tersebut dalam kalimat. Ilmu Nahwu mengajarkan tentang susunan kalimat dan hubungan antar-kata dalam kalimat.

Sharaf adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata dalam bahasa Arab. Setiap kata dalam bahasa Arab dapat mengalami perubahan bentuk berdasarkan waktu, pelaku, jumlah, dan hal lainnya.

Tujuan Pembelajaran

  1. Para pemula mampu membedakan Isim, Fi’il, dan Harf.
  2. Jenis-jenis isim, jenis-jenis fi’il, dan harf lebih lanjut akan dipelajari lebih dalam di kemudian hari. Pertemuan pertama ini dibuat mudah saja.
  3. Kaidah seperti I’rab Rafa, Nashab, Jar, dan Jazm juga tidak harus dikuasai sekarang, melainkan di masa mendatang. Karena itu, fokus saja pada mengenali isim, fi’il, dan harf.

Rumus Isim atau Kata Benda:

Tanda-tanda isim secara sederhana yaitu bercirikan sebagai berikut:

  1. Setiap kata yang berawalan AL ( (ال
  2. Setiap kata yang berakhiran tanwin.
  3. Setiap kata setelah kata depan (setelah preposisi).
  4. Berawalan Ma, Mi, Mu, (مَ مِ م)
  5. Kata ganti orang, nama orang, nama tempat, nama benda.
  6. Gabungan kata benda.

Jika dirumuskan maka dibuat akronim (ALI KAWIN DI MASJID DENGAN KD)

Rumus Fi’il atau Kata Kerja:

Tanda-tanda isim secara sederhana yaitu bercirikan sebagai berikut:

  1. Qad (قد)
  2. Sin (س)
  3. Saufa (سوف)
  4. Anita أنيت

Rumus Harf atau Kata Penghubung/Kata Depan

Tidak ada tanda isim dan tidak ada tanda fi’il, bisa diketahui dengan menghafalkannya dan umumnya menyebabkan harakat akhir berikutnya menjadi kasrah.

Harf jar diantaranya:

من – dari

إلى – kepada, hingga, sampai

عن – dari, tentang

على – di atas, pada

في – di dalam, di

ربّ – seringkali

الباء – dengan

الكاف – seperti

اللام – untuk, pada, milik

واو القسم – demi

تاء القسم – demi

باء القسم – demi


Surah Al-Fatihah (1-7) dan Al-Baqarah (1-5): Kosakata dan Analisis Nahwu Sharaf

  1. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    • بِسْمِ: Preposisi (بِ) + Ism (kata benda) سْمِ. Preposisi بِ (dengan) menyebabkan isim سْم  dalam keadaan jar atau majrur (akhiran ـِ).
    • اللَّهِ: Isim (اللَّهُ) dalam keadaan jar karena didahului oleh بِ.
    • الرَّحْمَنِ: Isim yang juga dalam keadaan jar. Kata ini adalah sifat (na’at) dari اللَّهِ dan harus sesuai dengan اللَّهِ  dalam i’rab (harakat akhirnya).
    • الرَّحِيمِ: Isim yang juga merupakan sifat (sifat dari الرَّحْمَنِ) dalam keadaan jar.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata بِسْمِ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kata اللَّهِ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kata الرَّحْمَنِ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  4. Disebut apa kata الرَّحِيمِ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  5. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
    • الْحَمْدُ: Isim dalam keadaan raf’ (nominatif) karena ia menjadi mubtada’ (subjek).
    • لِلَّهِ: Preposisi لِ (untuk) + اللَّهِ  dalam keadaan jar karena preposisi.
    • رَبِّ: Mudhaf (kata benda yang dimiliki) dalam keadaan jar karena menjadi mudhaf ilaih dari اللَّهِ.
    • الْعَالَمِينَ: Isim dalam keadaan jar karena menjadi sifat dari رَبِّ.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata الْحَمْدُ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataلِلَّهِ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kata رَبِّ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  4. Disebut apa kata الْعَالَمِينَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  1. الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    • Kedua kata ini sama seperti penjelasan pada ayat 1, yaitu sifat-sifat Allah yang dalam keadaan jar.
  2. مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
    • مَالِكِ: Isim dalam keadaan jar karena ia adalah mudhaf (pemilik) dari يَوْمِ.
    • يَوْمِ: Isim dalam keadaan jar sebagai mudhaf ilaih dari مَالِكِ.
    • الدِّينِ: Isim dalam keadaan jar karena ia menjadi mudhaf ilaih dari يَوْمِ.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata مَالِكِ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataيَوْمِ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kataالدِّينِ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  4. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
    • إِيَّاكَ: Dhamir (kata ganti) dalam keadaan nasb (objek) karena menjadi maf’ul bih (obyek langsung) dari fi’il نَعْبُدُ.
    • نَعْبُدُ: Fi’il mudhari’ (kata kerja sekarang/akan datang) bentuk jamak yang pelakunya adalah نحن (kami).
    • وَإِيَّاكَ: Sama seperti sebelumnya, إِيَّاكَ dalam keadaan nasb sebagai objek dari fi’il setelahnya.
    • نَسْتَعِينُ: Fi’il mudhari’ dengan pelaku نحن (kami), bentuk jamak.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata إِيَّاكَ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataوَإِيَّاكَ  apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kataنَسْتَعِينُ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  4. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
    • اهْدِنَا: Fi’il amar (kata perintah) + dhamir نَا (kami) dalam keadaan nasb sebagai objek langsung.
    • الصِّرَاطَ: Isim dalam keadaan nasb sebagai maf’ul bih dari اهْدِنَا.
    • الْمُسْتَقِيمَ: Isim yang menjadi sifat dari الصِّرَاطَ dan harus mengikuti i’rab dari kata yang dijelaskannya (yaitu dalam keadaan nasb).

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata اهْدِنَا, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataالصِّرَاطَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kataالْمُسْتَقِيمَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  • صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
  1. صِرَاطَ: Isim dalam keadaan nasb, sebagai maf’ul bih dari fi’il yang tersirat.
  2. الَّذِينَ: Isim maushul (kata sambung).
  3. أَنْعَمْتَ: Fi’il madhi (kata kerja lampau) dengan pelaku dhamir أنتَ (Engkau).
  4. عَلَيْهِمْ: Harf عَلَى + dhamir هِمْ (mereka) dalam keadaan jar sebagai objek dari أَنْعَمْتَ.
  5. غَيْرِ: Isim dalam keadaan jar sebagai badal (pengganti) dari صِرَاطَ yang mengikuti i’rab kata sebelumnya.
  6. الْمَغْضُوبِ: Isim maf’ul (kata benda pasif) dalam keadaan jar karena menjadi mudhaf ilaih dari غَيْرِ, menunjukkan mereka yang dimurkai.
  • عَلَيْهِمْ: Harf عَلَى + dhamir هِمْ (mereka), dalam keadaan jar sebagai majrur dan berkaitan dengan الْمَغْضُوبِ.
  • وَلَا:وَ  adalah huruf ‘athaf (penghubung), dan لَا adalah harf nafi (peniadakan) untuk meniadakan objek sesudahnya, yaitu الضَّالِّينَ.
  • الضَّالِّينَ: Isim fa’il (kata benda pelaku) dalam bentuk jamak mudzakkar salim, dalam keadaan nasb sebagai objek dari negasi لَا.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata صِرَاطَ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataالَّذِينَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kataأَنْعَمْتَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  4. Disebut apa kataعَلَيْهِمْ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?

Surah Al-Baqarah (1-5): Kosakata dan Analisis Nahwu Sharaf

  1. الم
    • الم: Huruf-huruf muqatta’ah yang maknanya hanya diketahui oleh Allah. Tidak masuk dalam kaidah Nahwu Sharaf biasa.
  2. ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ
    • ذَٰلِكَ: Isim isyarah (kata tunjuk) dalam keadaan raf’ sebagai mubtada’.
    • الْكِتَابُ: Isim dalam keadaan raf’ sebagai khabar (pelengkap) dari mubtada’.
    • لَا رَيْبَ: لَا di sini adalah harf nafi yang berfungsi untuk menafikan keberadaan sesuatu, sehingga رَيْبَ berada dalam keadaan nasb (manshub).
    • فِيهِ: Preposisi فِي  (di dalam) + dhamir هِ (nya) dalam keadaan jar.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata ذَٰلِكَ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataالْكِتَابُ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kataلَا رَيْبَapakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  4. Disebut apa kataفِيهِ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?

هُدًى لِلْمُتَّقِينَ     

  1. هُدًى: Isim dalam keadaan raf’ sebagai khabar.
  2. لِلْمُتَّقِينَ: لِ (untuk) menyebabkan المُتَّقِينَ dalam keadaan jar.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata هُدًى, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataلِلْمُتَّقِينَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
    • الَّذِينَ: Isim maushul, kata sambung yang menghubungkan kalimat.
    • يُؤْمِنُونَ: Fi’il mudhari’ dengan pelaku jamak.
    • بِالْغَيْبِ: Preposisi بِ + الْغَيْبِ dalam keadaan jar.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata الَّذِينَ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataيُؤْمِنُونَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kataبِالْغَيْبِ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?

وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ         

  1. يُقِيمُونَ: Fi’il mudhari’ bentuk jamak.
  2. الصَّلَاةَ: Isim dalam keadaan nasb sebagai maf’ul bih dari يُقِيمُونَ.
  3. وَمِمَّا: مِن (dari) + مَا (apa) dalam keadaan jar.
  4. رَزَقْنَاهُمْ: Fi’il madhi (kata kerja lampau) + dhamir objek هُمْ.
  5. يُنفِقُونَ: Fi’il mudhari’ dengan pelaku jamak.

Pertanyaan:

  1. Disebut apa kata يُقِيمُونَ, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  2. Disebut apa kataالصَّلَاةَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  3. Disebut apa kataوَمِمَّا apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  4. Disebut apa kataرَزَقْنَاهُمْ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  5. Disebut apa kataيُنفِقُونَ apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?
  1. وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
  • وَالَّذِينَ: وَ : Harf ‘athaf (penghubung) yang menghubungkan kalimat.
  • الَّذِينَ: Isim maushul (kata sambung) dalam keadaan raf’ sebagai subjek.

Tandanya: Kata sambung yang diikuti oleh fi’il yang sesuai.

  • يُؤْمِنُونَ: Fi’il mudhari’ (kata kerja bentuk sekarang) dengan pelaku jamak.

Tandanya: Awalan يُ menunjukkan fi’il mudhari’ dan subjek jamak (mereka).

  • بِمَا:
    • بِ: Harf jar (preposisi) yang menyebabkan kata berikutnya dalam keadaan jar.
    • مَا: Isim maushul dalam keadaan majrur (jar).

Tandanya: Kasrah pada akhir kata  مَا akibat dari بِ tetapi mabni fathah.

  • أُنْزِلَ:
    • Fi’il madhi (kata kerja lampau) bentuk pasif dengan pelaku tidak disebutkan.

Tandanya: Akhiran َ menunjukkan bentuk pasif fi’il madhi.

  • إِلَيْكَ:
    • إِلَى: Harf jar (preposisi) yang menyebabkan kata berikutnya dalam keadaan jar.
    • كَ: Dhamir (kata ganti) dalam keadaan majrur (jar) sebagai objek dari preposisi.

Tandanya: Kasrah pada akhir kata كَ  akibat dari إِلَى tetapi mabni fathah.

  • وَمَا:
    • وَ: Harf ‘athaf (penghubung) yang menghubungkan klausa.
    • مَا: Isim maushul dalam keadaan raf’ sebagai subjek dari fi’il yang tersirat.

Tandanya: مَا  berfungsi sebagai kata sambung dalam kalimat.

  • أُنْزِلَ:
    • Fi’il madhi (kata kerja lampau) bentuk pasif dengan pelaku tidak disebutkan.

Tandanya: Akhiran َ menunjukkan bentuk pasif fi’il madhi.

  • مِنْ:
    • Harf jar (preposisi) yang menyebabkan kata berikutnya dalam keadaan jar.
  • قَبْلِكَ:
    • قَبْلِ: Isim dalam keadaan majrur (jar) sebagai objek dari مِن.
    • كَ: Dhamir (kata ganti) dalam keadaan majrur (jar) sebagai tambahan.

Tandanya: Kasrah pada akhir kata قَبْلِ dan dhamir كَ tetapi mabni fathah.

  • وَبِالْآخِرَةِ:
    • وَ: Harf ‘athaf (penghubung) yang menghubungkan klausa.
    • بِ: Harf jar (preposisi) yang menyebabkan kata berikutnya dalam keadaan jar.
    • الْآخِرَةِ: Isim dalam keadaan majrur (jar) sebagai objek dari بِ.

Tandanya: Kasrah pada akhir kata الْآخِرَةِ akibat dari بِ.

  • هُمْ:
    • Dhamir (kata ganti) dalam keadaan raf’ sebagai subjek dari fi’il berikutnya.

Tandanya: Menunjukkan pelaku sebagai subjek jamak.

  • يُوقِنُونَ:
    • Fi’il mudhari’ (kata kerja bentuk sekarang) dengan pelaku jamak.

Tandanya: Awalan يُ  menunjukkan fi’il mudhari’ dan pelaku jamak.

  1. أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
  • أُولَٰئِكَ: Isim isyarah (kata tunjuk) dalam keadaan raf’ sebagai mubtada’ (subjek).

Tandanya: Penggunaan kata ini untuk menunjukkan orang atau kelompok yang telah disebut sebelumnya.

  • عَلَىٰ: Harf jar (preposisi) yang menyebabkan kata berikutnya dalam keadaan jar.

Tandanya: Menggunakan preposisi عَلَىٰ untuk menunjukkan hubungan posisi atau keadaan.

  • هُدًى: Isim dalam keadaan raf’ sebagai khabar (predikat) dari mubtada’.

Tandanya: Harakat dhammah pada akhir kata هُدًى karena menjadi khabar.

  • مِنْ: Harf jar (preposisi) yang menyebabkan kata berikutnya dalam keadaan jar.
  • رَبِّهِمْ: رَبِّ: Isim dalam keadaan jar sebagai objek dari مِن.
  • هِمْ: Dhamir (kata ganti) yang menjadi pelengkap dari رَبِّ.

Tandanya: Kasrah pada akhir رَبِّ  akibat dari مِن  dan dhamir هِمْ.

  • وَأُولَٰئِكَ: Isim isyarah (kata tunjuk) sama seperti sebelumnya, menghubungkan kalimat.

Tandanya: Penggunaan kata ini untuk menegaskan kembali orang atau kelompok yang telah disebut.

  • هُمُ: Dhamir (kata ganti) sebagai subjek dalam kalimat.

Tandanya: Menggunakan kata ganti untuk menunjukkan pelaku.

  • الْمُفْلِحُونَ: Isim dalam keadaan raf’ sebagai khabar (predikat) dari mubtada’.

Tandanya: Harakat dhammah pada akhir kata الْمُفْلِحُونَ karena menjadi khabar.

Pertanyaan:

Disebut apa kata ………, apakah isim, fi’il, atau harf? Apa tandanya?

Ini merupakan metode sederhana untuk menjangkarkan Al-Quran Virtual, Visualisasi Tadabbur sekaligus Jari Al-Quran dalam pembelajaran Muraja’ah Metode Yadain Litahfizhil Quran.


Bagi pemula, tidak perlu dirumitkan dengan istilah-istilah yang belum dipahami. Cukuplah pada pelajaran awal ini kita kuasai perbedaan antara isim, fi’il, dan huruf. Latihan menjawab soal di atas Insyaa Allah dapat membantu memahami kaidah-kaidah dasar Nahwu dan Sharaf dalam Al-Quran. Semoga bermanfaat dalam mempelajari dasar-dasar Nahwu dan Sharaf! Allahummarhamna bil Quran.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Informasi dan Pendaftaran Karantina Tahfizh Al-Quran Angkatan ke- 88 bulan Oktober 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com