Menumbuhkan Rasa Cinta Anak-anak Terhadap Al-Quran
Permasalahan di zaman modern ini anak-anak lebih menyukai Gadget dibandingkan Al-Qur’an. Terkadang anak kecil sudah dibelikan Android sebagai mainannya. Tidak tanggung-tanggung hanya demi anak supaya tidak menangis mereka dibiarkan asyik dengan Android yang dimainkannya siang malam.
Selain game anak-anak juga menyukai video kartun di Youtube padahal tidak semua film kartun cocok dengan usia anak.
Mungkin sebagian orang tua bertanya mengapa anaknya lebih gemar dengan mainan Android dibandingkan Al-Qur’an. Ketahuilah bahwa anak-anak meniru lingkungannya yang dalam hal ini orang tuanya atau pun pembantunya. Jika orang di sekitarnya lebih menyukai Android maka hal itulah yang akan ditiru oleh anak-anak.
Sebagai orang tua muslim tentu saja kita ingin agar kita rajin salat dan juga rajin mengaji terlebih lagi ingin agar anak-anak kita menghafalkan Al-Qur’an. Sebab bagi orang tua yang anaknya Hafal Al-Qur’an akan diberikan mahkota kemuliaan.
Keutamaan yang luar biasa tersebut membuat para orang tua rela mengeluarkan dana besar untuk memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren maupun lembaga tahfizh. Namun apa yang terjadi sungguh di luar ekspektasi orang tua karena anak-anaknya tidak betah dan minta pulang ke rumah agar bisa bermain dengan gedgetnya.
Cinta anak terhadap Al-Qur’an belum ditumbuhkan sehingga sia-sia saja orang tua mengeluarkan dana besar untuk pendidikan Al-Qur’an.
Hendaknya para orang tua menumbuhkan rasa cinta terlebih dahulu terhadap anak-anaknya. Terhadap perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisiknya. Ketika orang tua sudah mendapatkan cinta dari anak-anaknya maka apa yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anak-anak. Selanjutnya orang tua dapat mencontohkan interaksi dirinya dengan Al-Qur’an sehingga anak-anak mau meniru cinta terhadap Al-Qur’an yang dibuktikan dengan semangat mempelajarinya.
Buatlah lingkungan yang kondusif bersama Al-Qur’an di lingkungan keluarga. Bagaimana suami istri membaca Al-Qur’an atau saling menyimak hafalan di depan anak-anaknya. Atau minimal di rumahnya sering diputar murattal Al-Qur’an atau televisi dan flashdisk yang sudah disiapkan agar hanya menampilkan video pendidikan, pembelajaran ibadah dan bacaan Al-Qur’an.
Entah memperhatikan atau pun tidak sebenarnya anak-anak mengetahui dan merespon apa yang terjadi di dalam lingkungan keluarga. Sehingga ini merupakan langkah awal agar ke depannya anak-anak senang dengan Al-Qur’an dan aktivitas keislaman.
Hendaklah orang tua tidak menggunakan Android atau gadget di depan anak-anak sehingga anak-anak tidak tertarik dengan benda tersebut.
Berikut ini dikutip dari buku karya Dr. Saad Riyadh berjudul “Ingin Anak Anda Cinta Al-Qur’an?” tips agar meraih cinta anak :
1. Usahakan agar Anda selalu dekat kepada Allah. Berdoalah kebaikan untuk anak Anda dan agar Allah mempersatukan hati Anda dengan anak Anda.
2. Perlakukan anak sesuai dengan tingkat kemampuannya. Peganglah prinsip, “Perlakukan orang berdasarkan kemampuan akalnya” sehingga bisa menyelami hatinya dengan mudah.
3. Berinteraksilah dengannya berdasarkan konsep perbedaan individu agar tidak membebani anak di luar kemampuannya.
4. Berilah pengarahan dan petunjuk dengan metode bervariasi supaya tidak merasa jemu ketika belajar.
5. Penerapan metode pemberian sanksi dengan cara tidak memberi hadiah atau menundanya akan lebih baik daripada menghina atau menghardiknya. Melalui metode ini anak akan terbiasa menjaga harga dirinya sendiri sehingga mudah menghormati Anda.
6. Pahami karakteristik kejiwaan dan kepandaian anak supaya Anda bisa berbicara dengan bahasa yang sesuai dengan kepribadiannya masing-masing.
7. Berusahalah menjadi teman bagi anak Anda dan berinteraksilah dengan mereka dalam konteks pendidikan, bukan dari titik tolak bahwa Anda sebagai pahlawan yang memberi makan, tempat tinggal dan pakaian yang kemudian hari dapat memaksa anak untuk patuh tanpa perdebatan.
8. Tanamkan rasa percaya diri pada anak agar memiliki jiwa yang lurus sehingga mereka akan mampu untuk selalu mencintai, bekerja dan menyongsong masa depan dengan penuh semangat.
9. Cermatilah kendala-kendala yang menghalangi kebahagiaan dan ketenangan Anda dan anak-anak. Gunakan semboyan, “Mencegah lebih baik daripada mengobati”. Semaksimal mungkin menghindari faktor-faktor yang memicu terjadinya permasalahan pada anak dan lindungilah mereka dari keburukannya.
10. Usahakan agar anak-anak merasakan bahwa Anda mencintai mereka. Ungkapan rasa sayang itu melalui tindakan nyata dan kata-kata. Misalnya dengan berkata bahwa Anda mencintai mereka. Ucapkan lebih dari sekali dalam sehari dengan diiringi tindakan nyata yang membuktikan cinta Anda.
Ketika rasa cinta telah didapatkan dari anak-anak selanjutnya Anda mencontohkan bahwa Anda benar-benar mencintai Al-Qur’an dengan banyaknya interaksi dengan Al-Qur’an di hadapan anak-anak maka anak-anak pun akan ikut serta mencintai Al-Qur’an.
Setelah anak-anak merasakan cintanya dengan Al-Qur’an maka membiayai pendidikan anak agar masuk ke karantina tahfizh maupun pondok pesantren hal itu akan membuat anak-anak merasa senang bersama apa yang dicintainya.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
www.hafalquransebulan.com
