Menghafal Al Quran 13 Jam setiap hari, apa tidak jenuh?
Masyaa Allah, bagaimana mungkin menghafal Al-Qur’an bosan sedangkan memahami alur maknanya juga asyik dibandingkan baca novel karangan siapa pun di dunia ini.
Al-Qur’an ini Kalamullah, Sang Pencipta Alam Semesta dan segala isinya. Masyaa Allah.
Jika terjadi kebosanan menghafal Al-Qur’an, patut dicurigai kemungkinan belum disertai memahami tadabbur dan keimanan bahwa Al-Qur’an ini kalamullah.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلى قُلُوبٍ أَقْفالُها
Artinya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (Q.S Muhammad : 24)
Allah Subhanahu Wata’ala memerintah kita untuk mentadabburi Al-Qur’an yang diantaranya: merenungi, memahami, memikirkan, menghayati isi kandungannya yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu Wata’ala.
Isi Al-Qur’an di dalamnya menceritakan sejarah umat manusia sejak lampau sebelum ada manusia dan gambaran kehidupan masa akan datang sampai akhirat. Semua itu bertujuan agar manusia mengambil pelajaran dalam menjalankan kehidupan sehari-hari agar bahagia di dunia sampai akhirat.
Surah Muhammad ayat 24 ini, Allah Subhanahu Wata’ala hendak mengoreksi apa belum benar pada diri manusia sehingga tidak mau memikirkan isi kandungan Al-Qur’an dan tidak mau mengambil pelajaran dari ayat-ayatnya atau apakah sumber dari penyakit itu adalah karena hati manusia itu sudah benar-benar tertutup dan terkunci mati sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk dapat menerima kebenaran Al-Qur’an.
Sungguh hal ini adalah keadaan yang sangat riskan dan parah. Tentunya keadaan hewan lebih baik dari pada manusia yang keadaannya seperti ini. sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِ ّوَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Artinya:
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S Al-A’raf : 179)
Mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an itu sangat membahagiakan bagi orang yang mau berfikir:
كِتابٌ أَنْزَلْناهُ إِلَيْكَ مُبارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آياتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُوا الْأَلْبابِ
Artinya:
“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Q.S Shaad : 29)
Para peserta karantina tahfizh sering mendapatkan tausiyah dari DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA, Al-Hafizh. Beliau yang menguasai Qira’ah Asyrah ini akrab dengan panggilan Walid menasehati kami dalam tausiyahnya bahwa jalan menuju kebahagiaan yang abadi diawali dengan mentadabburi Al-Qur’an, yaitu dengan merenungi maknanya dan memikirkan hikmah-hikmah yang dikandungnya.
Pada Al-Qur’an di dalamnya terdapat hidayah, rahmat, kebaikan dan keberkahan yang banyak dan syifa’ (obat) bagi orang-orang yang berpegang terguh dengannya, serta keselamatan bagi orang-orang yang mengikutinya. Allah ta’ala menurunkan al-qur’an untuk manusia agar mereka mentadabburi dan memikirkan makna-maknanya, bukan semata-mata membacanya. Hal ini bertujuan agar apa yang dibaca seakan-akan nyata dan dapat diambil sebagai pelajaran sebagai pedoman dan pembimbing dalam kehidupan.
Memahami Al-Qur’an ini akan semakin meningkatkan keimanan pada kebenaran Al-Qur’an bahwa ini benar-benar datang dari sisi Allah Subhanahu Wata’ala, karena andaikan ia datang dari selain Allah tentu akan muncul berbagai penyimpangan dan tolak belakang dari ayat-ayatnya.
Firman Allah ta’ala,
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافاً كَثِيراً
Artinya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
(Q.S An-Nisa’ : 82)
Bagaimana cara mentadabburi Al-Qur’an?
Setelah kita mengetahui bagaimana besarnya keutamaan dan faedah mentadabburi al-qur’an, tentu kita bertanya bagaimana cara atau upaya agar kita dapat mentadabburi Al-Qur’an di luar program karantina tahfizh?
Jika belum mahir bahasa Arab sebaiknya menggunakan Al-Qur’an terjemah perkata
Meluangkan waktu khusus untuk mentadabburi beberapa ayat Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an dengan tartil sesuai kaidah tajwid
Terkadang ada beberapa makna yang belum dipahami oleh karena itu bisa membuka kitab tafsir Ibnu Katsir, Jalalain, dll. boleh juga terjemahan
Catat kesimpulan hikmah-hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari ayat yang telah dibaca.
Saat menemukan ayat mengenai rahmat Allah maka berdoalah, saat bertemu tentang azab Allah maka berlindunglah, saat menemukan ayat perintah maka taatilah, saat bertemu ayat larangan maka hindarilah, saat membaca kisah-kisah umat terdahulu yang mendapatkan azab Allah maka menangislah dan dengan cara seperti itu membaca Al-Qur’an menjadi lebih nikmat dan penuh kesan yang tak mau dipisahkan ingin merenunginya sepanjang hari sehingga ayat yang ditadabburi mewarnai dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaiknya bertanya pada guru Ahli Tafsir untuk mengetahui hal-hal yang belum dipahami
Bagaimana Jika Membaca Al-Qur’an Tanpa Tadabbur?
Belajar membaca Al-Qur’an meskipun tanpa memahami terjemahnya atau belum pakai tadabbur pun sudah mendapatkan pahala. Sebagaimana hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam bahwa satu huruf diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
« مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Bagaimana tadabbur bisa memudahkan menghafal Al-Qur’an sehingga tidak terjadi kebosanan?…
Tentu para pembaca pernah membaca buku cerita atau novel. Respon saat membacanya mungkin sampai tertawa, ketakutan atau bahkan menangis terharu dengan alur makna di dalam novel. Maka apalagi jika tadabbur memahami Al-Qur’an tentu akan lebih dahsyat lagi.
Jika masih ada kesulitan mentadabburi Al-Qur’an, Insyaa Allah di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional membuka program menghafal Al-Qur’an sebulan dengan target 30 Juz disertai memahami tadabbur maknanya dalam makna yang paling dasar meski belum mendalam tapi sedikit banyaknya menambah kualitas tadabbur.
Menghafal Al-Qur’an durasi 10 sampai 13 jam setiap hari sangat nikmat dan terasa begitu cepat berlalu saat larut dalam tadabbur makna Al-Qur’an ikhtiar dengan menggunakan Metode Yadain Litahfizhil Qur’an dan Al-Qur’an Yadain.
Ambillah…! raih kesempatan untuk mengkhatamkan sebulan dan muraja’ah seumur hidup. Insyaa Allah hidup lebih berkah. Alamat kami di Jalan Raya Objek Wisata Cibulan Desa Maniskidul Kecamatan Jalaksana Kab. Kuningan Jawa Barat Indonesia. www.hafalquransebulan.com Lokasi: www.bit.ly/lokasikarantina
Pusat Informasi 081312700100.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an