Pernahkah Anda merasakan kesulitan dalam menghafal Al-Quran? Jangan khawatir, karena dalam setiap perjuangan pasti ada jalan menuju kemudahan. Mari kita temukan inspirasi dari kisah peserta Karantina Tahfizh yang berhasil mengatasi tantangan dan mencapai kesuksesan dalam menghafal Al-Quran.
“Meski awalnya kesulitan menghafal Al-Quran melanda, namun ketekunan dalam tahsin, tahfizh, dan muraja’ah akan membuka pintu kemudahan. Tetap setia Lillahi Ta’ala, bahagia menjalankan sistem dan metodologinya, Insyaa Allah bisa.”
Semangka!… Semangat Kakak…!
#Hafalan Al-Quran
Kisah Sukses Para Peserta Karantina Tahfizh
Pekan pertama adalah ujian luar biasa bagi para peserta karantina tahfizh. Namun, di pekan kedua, keajaiban mulai terjadi. Mereka merasakan kemudahan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Lalu, apa rahasia di balik perubahan ini?
1. Penyesuaian Metodologi dan Sistem Karantina Tahfizh
Metodologi dan sistem yang diterapkan dalam karantina tahfizh merupakan faktor ikhtiar utama yang membantu peserta meraih kemudahan. Melalui pendekatan pengajaran yang efektif, metode pembelajaran yang terstruktur, dan strategi yang tepat, peserta menjadi lebih mampu memahami dan menghafal Al-Quran dengan baik. Semua keberhasilan ikhtiar merupakan pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala.
2. Penyesuaian dengan Lingkungan dan Pola Hidup
Lingkungan sekitar dan pola hidup dapat memengaruhi kemampuan menghafal Al-Quran. Peserta karantina tahfizh berhasil mengatasi tantangan ini dengan menyesuaikan diri dengan cuaca, lingkungan baru, dan pola makan yang sehat. Dengan menciptakan kondisi yang mendukung konsentrasi, mereka mampu fokus pada penghafalan Al-Quran.
3. Kebersamaan dengan Teman dari Berbagai Daerah
Kebersamaan dengan teman-teman dari berbagai provinsi dan negara tetangga juga memberikan pengaruh positif dalam perjalanan menghafal Al-Quran. Peserta saling mendukung dan memotivasi satu sama lain. Tim yang solid dan atmosfer yang harmonis menjadi kunci keberhasilan mereka.
4. Disiplin dalam Rutinitas Harian dan Pengaturan Waktu
Pada awalnya, peserta mungkin kesulitan menyesuaikan rutinitas harian dan jadwal dengan tuntutan karantina tahfizh. Namun, di pekan kedua, mereka mulai menemukan ritme yang tepat. Dengan kedisiplinan dan pengaturan waktu yang baik, peserta dapat mengoptimalkan waktu yang dimiliki untuk menghafal Al-Quran dengan efektif.
5. Motivasi dan Dukungan yang Membangun
Motivasi dan dukungan dari pengajar dan keluarga berperan besar dalam perjalanan menghafal Al-Quran. Peserta karantina tahfizh merasakan dorongan yang kuat untuk terus maju dan mencapai tujuan mereka. Kata-kata penuh semangat dan perhatian dari mereka yang peduli menjadi sumber kekuatan yang tak ternilai.
Pekan ketiga, keempat, dan kelima menjadi fase penyesuaian, akselerasi, dan penuntasan. Para peserta yang berhasil mencapai ziyadah 15 juz ke atas menyadari bahwa kemampuan sebenarnya telah ada sejak awal, namun penyesuaian tersebut terlambat karena diliputi keputus asaan sejak awal (ini yang harus diwaspadai dan ditangani dengan baik). Tetapi peserta yang berhasil menyesuaikan diri lebih cepat maka kesulitan di awal itu tidak berarti, sebab targetnya lillahi ta’ala sehingga apa pun yang terjadi tetap bersemangat, dan akhirnya tercapai 30 juz, “Bersama kesulitan ada kemudahan akselerasi.” Alhamdulillah.
Berdasarkan 76 angkatan karantina tahfizh, berikut ini rata-rata perolehan hafalan peserta yang mencapai target 30 juz dalam waktu sebulan total 35 hari (5 pekan), dengan 33 hari efektif dikurangi hari jumat setengah hari. Berikut ini keberhasilan menghafal Al-Quran rata-rata per pekan untuk level tahfizh:
Pekan Pertama: Pencapaian hafalan 5-10 halaman per hari
Pekan Kedua: Pencapaian hafalan 11-15 halaman per hari
Pekan Ketiga: Pencapaian hafalan 15-20 halaman per hari
Pekan Keempat: Pencapaian hafalan 21-30 halaman per hari
Pekan Kelima: Pencapaian hafalan 31-45 halaman per hari (rekor tertinggi 83 halaman hafalan baru).
Pekan pertama merupakan tahap adaptasi terhadap perubahan yang mereka hadapi. Apabila tajwid; disiplin; kesehatan fisik, mindset, dan ruhiyah; serta metode Yadain Litahfizhil Quran dipraktikkan sejak awal maka akselerasi tersebut biasa terjadi di Program Karantina Hafal Quran Sebulan, Insyaa Allah.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan Al-Quran kepada para penghafalnya, guru-gurunya, dan semua yang terlibat dalam proses penyelenggaraan karantina tahfizh.
Mari kita berbagi informasi ini kepada orang lain agar menjadi amal jariyah yang bermanfaat. Bersama-sama, kita bisa mengatasi setiap tantangan dan meraih keberhasilan dalam menghafal Al-Quran. Tetaplah tekun, tegar, dan yakin bahwa Allah selalu mendukung perjuangan kita. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Yadi Iryadi, S.Pd. Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional