Memahami Nilai-nilai dalam Kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran
![Memahami Nilai-nilai dalam Kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran](https://www.hafalquransebulan.com/wp-content/uploads/2023/06/Memahami-Nilai-nilai-dalam-Kisah-Nabi-Ibrahim-dalam-Al-Quran.jpg)
Table of Contents
Memahami Nilai-nilai dalam Kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran
Kisah Nabi Ibrahim AS adalah salah satu kisah paling inspiratif dan menggugah dalam Al-Quran. Bagi umat Islam, Nabi Ibrahim dalam Islam adalah sosok teladan yang kisahnya penuh dengan pelajaran hidup yang berharga. Kita akan melihat beberapa nilai-nilai penting dan pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketaatan dan Kesetiaan Nabi Ibrahim kepada Allah
Salah satu nilai terpenting dalam kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran adalah kesetiaan Nabi Ibrahim kepada Allah. Dia menunjukkan ketaatan dan kepercayaan yang mendalam kepada Allah, seperti yang tercermin dalam ayat Al-Quran tentang Nabi Ibrahim dalam Surah As-Saffat (37:102-107).
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰىؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ
سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
فَلَمَّاۤ اَسۡلَمَا وَتَلَّهٗ لِلۡجَبِيۡنِۚ
Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah).
وَنَادَيۡنٰهُ اَنۡ يّٰۤاِبۡرٰهِيۡمُۙ
Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!
قَدۡ صَدَّقۡتَ الرُّءۡيَا ۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيۡنَ
Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الۡبَلٰٓؤُا الۡمُبِيۡنُ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
وَفَدَيۡنٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيۡمٍ
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Sabar Menghadapi Cobaan
Kisah Nabi Ibrahim juga mengajarkan kita tentang kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan. Ini ditunjukkan saat dia diusir oleh kaumnya karena menentang penyembahan berhala, seperti yang diceritakan dalam Surah Al-Ankabut (29:16-17).
وَإِبْرَٰهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ ۖ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: “Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْثَٰنًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.
Kepedulian Sosial Nabi Ibrahim
Dalam kisah Nabi Ibrahim, kita juga melihat contoh kepedulian sosial Nabi Ibrahim. Seperti yang dicontohkan dalam Surah Al-Anbiya (21:52-54), Nabi Ibrahim sangat peduli terhadap sesama dan berusaha membimbing mereka menuju kebenaran.
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَا هَٰذِهِ ٱلتَّمَاثِيلُ ٱلَّتِىٓ أَنتُمْ لَهَا عَٰكِفُونَ
Artinya: (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?”
قَالُوا۟ وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا لَهَا عَٰبِدِينَ
Artinya: Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”.
قَالَ لَقَدْ كُنتُمْ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُمْ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Artinya: Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”.
Tawakkal Nabi Ibrahim
Tema lain yang menonjol dalam kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran adalah tawakkal Nabi Ibrahim. Seperti yang dinyatakan dalam Surah Ibrahim (14:37), Nabi Ibrahim menunjukkan tawakkal yang luar biasa dalam menghadapi cobaan.
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Hadits Nabi Muhammad tentang Nabi Ibrahim
Di samping ayat-ayat Al-Quran, ada juga hadits tentang Nabi Ibrahim yang memberikan kita pemahaman lebih dalam tentang nilai-nilai yang dia ajarkan. Salah satunya adalah hadits dari Sahih Bukhari (Kitab Anbiya’ 4:3353), yang mencerminkan posisi tinggi Nabi Ibrahim di mata Allah.
Beliau Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam juga menjadi khalîlurrahman setelah Nabi Ibrahim Alaihissalam. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allâh, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allâh mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. [An-Nisa’, 4:125]
Kata khalîl itu berasal dari kata al-khullah yang bermakna puncak kecintaan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda:
وَإِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا
Saya berlepas diri kepada Allâh Azza wa Jalla dari menjadikan salah seorang diantara kalian sebagai khalîl (kesayangan atau kekasih), karena sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla telah menjadikanku sebagai khalîl-Nya sebagaimana Dia telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai khalîl (kesayangan). Seandainya aku boleh menjadikan salah seorang dari umatku sebagai khalîl, maka tentu aku telah menjadikan Abu Bakr Radhiyallahu anhu sebagai khalîlku. [HR. Muslim, dari hadits Jundub bin Abdillah Radhiyallahu anhu].
Pelajaran Kehidupan dari Kisah Nabi Ibrahim
Bahkan Nabi Ibrahim Alaihissalam termasuk di antara para rasul yang memperoleh gelar ulul azmi. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Surah Al-Ahzâb (33:7):
وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ابْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh…” (Al-Ahzâb, 33:7)
Juga Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang memiliki keteguhan hati, yaitu rasul-rasul yang telah bersabar, dan janganlah kamu meminta agar adzab diturunkan dengan cepat bagi mereka.” (Al-Ahqâf, 46:35)
Ulul azmi adalah gelar bagi para rasul yang sangat sabar dalam menghadapi penentangan dan perlawanan dari kaum mereka. Ancaman dan penindasan secara heroik dihadapi secara langsung.
Dengan memahami nilai-nilai moral dalam kisah Nabi Ibrahim, kita dapat menemukan inspirasi dari kisah Nabi Ibrahim dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesetiaan, sabar dalam menghadapi cobaan, kepedulian sosial, dan tawakkal—semua ini adalah pelajaran berharga dari kisah Nabi Ibrahim.
Bagaimana cara asyik menikmati tadabur kisah-kisah para Nabi?… Hafalkan Al-Quran dan pahami tadabbur terjemah maka kita insyaa Allah akan menjiwai Al-Quran sehingga ia hidup di dalam pemikiran dan ikut serta mewarnai tindakan kita, Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Informasi pendaftaran karantina tahfizh Al-Quran silakan bisa hubungi WA 081312700100 dan www.hafalquransebulan.com
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional