Melancarkan Kembali Hafalan Al-Quran yang Lepas

Table of Contents
Melancarkan Kembali Hafalan Al-Quran yang Lepas
Fokus menghafal Al-Quran dalam program Karantina Hafal Quran Sebulan di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional Kuningan Jawa Barat, yaitu untuk level tahsin, tahfizh, ziyadah, muraja’ah, dan mutqin.
Setiap orang memiliki level berbeda dalam pembelajarannya. Namun dalam menghafal Al-Quran tentu ada proses menghafal dan mengulang hafalan sehingga hafalan Al-Quran bisa diikat dan tidak mudah lepas.
Mengingatkan diri sendiri dan pembaca pada umumnya, bahwa melancarkan hafalan Al-Quran yang macet atau lepas merupakan tantangan bagi para penghafal Al-Quran. Muraja’ah merupakan tugas individu para penghafal Al-Quran sebagai bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Hafalan Al-Quran jika tidak diikat dengan kuat maka akan mudah terlepas seperti unta yang keluar dari ikatannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
عن أَبي موسى – رضي الله عنه -، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : تعاهدوا هَذَا القُرْآنَ ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أشَدُّ تَفَلُّتاً مِنَ الإبلِ فِي عُقُلِهَا متفقٌ عَلَيْهِ .
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Hafalkanlah (dan rutinkanlah) membaca Al-Qur’an. Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih mudah lepas daripada unta yang lepas dari ikatannya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari dan Muslim]
Hafalan Al-Quran yang macet atau lepas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Kurangnya motivasi muraja’ah
- Kurang fokus dan konsentrasi
- Kurang latihan dalam belajar dan mengajar
- Ada ayat yang belum dipahami maknanya
Untuk melancarkan hafalan Al-Quran yang telah terlepas memerlukan waktu untuk kembali menangkapnya, dapat dilakukan beberapa cara berikut:
1. Perbaiki Motivasi
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam menghafal Al-Quran. Jika motivasinya kuat, maka akan lebih mudah untuk menghafal Al-Quran. Motivasi dapat diperoleh dengan cara:
· Memikirkan manfaat menghafal Al-Quran
Memikirkan manfaat menghafal Al-Quran merupakan langkah awal dalam memotivasi diri untuk mengambil jalan menjadi hafiz atau hafizah. Manfaat tersebut tidak hanya terbatas pada ganjaran di akhirat, tapi juga membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Menghafal Al-Quran dapat meningkatkan kemampuan memori, memberikan ketenangan hati, serta meningkatkan pemahaman terhadap prinsip-prinsip Islam yang mendalam.
· Mencontoh para penghafal Al-Quran
Mencontoh para penghafal Al-Quran merupakan salah satu metode efektif dalam proses menghafal. Melihat dan belajar dari mereka yang telah sukses menghafal memberikan wawasan langsung tentang strategi apa yang efektif, rutinitas apa yang bisa diikuti, serta sikap dan disiplin bagaimana yang perlu diterapkan. Sejarah telah mencatat banyak figur terkemuka yang hafal Al-Quran, dan kehidupan mereka merupakan sumber inspirasi yang bisa dijadikan teladan.
· Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemauan dalam menghafal Al-Quran
Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemauan dalam menghafal Al-Quran adalah bagian penting dari proses ini. Keyakinan dan ketergantungan kepada Allah SWT membuka pintu kemudahan dan barakah (berkah) dalam belajar.
Doa juga merupakan pengingat bahwa, meskipun usaha dan kerja keras adalah penting, keberhasilan akhirnya adalah atas izin Allah SWT. Oleh karena itu, selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar Al-Quran, memohon petunjuk, kejernihan pikiran, dan kemampuan untuk menghafal serta mengamalkan ayat-ayat dengan penuh pengertian.
2. Fokus dan Konsentrasi
Fokus dan konsentrasi juga merupakan hal yang penting dalam menghafal Al-Quran. Jika tidak fokus dan konsentrasi, maka akan sulit untuk menghafal Al-Quran. Fokus dan konsentrasi dapat diperoleh dengan cara:
· Mencari tempat yang tenang
Mencari tempat yang tenang adalah langkah krusial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berbagai aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi, seperti keadaan fokus belajar, atau melakukan pekerjaan yang memerlukan ketelitian. Sebuah ruangan atau lokasi yang damai, di mana kebisingan dan keributan lingkungan minimal, dapat membantu fokus mental dan mengurangi stres. Dengan memilih tempat yang tenang, seseorang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaannya, serta mendukung keadaan mental yang lebih tenang dan terkendali.
· Menghilangkan gangguan-gangguan
Menghilangkan gangguan-gangguan adalah proses eliminasi atau minimalisir faktor-faktor yang bisa memecah konsentrasi atau mengalihkan perhatian. Ini bisa meliputi pemutusan dari alat elektronik seperti ponsel atau komputer, menciptakan ruang kerja yang rapi agar tidak mudah distraksi, atau mempraktikkan teknik manajemen waktu seperti metode Pomodoro untuk memaksimalkan periode fokus.
Pomodoro, misalnya: 25 menit menghafal, 5 menit istirahat kemudian 25 menit menghafal kembali, istirahat 5 menit dan seterusnya menghafal lagi dengan jeda istirahat 5 menit. Hal ini memungkinkan untuk dapat menghilangkan gangguan-gangguan membantu dalam menjaga jalur pikiran yang jernih, berfungsi untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan tugas.
· Mengatur pernapasan
Mengatur pernapasan merupakan teknik yang penting untuk menenangkan pikiran dan tubuh. Teknik pernapasan yang benar dapat membantu menurunkan tingkat stres, meningkatkan oksigenase darah, dan mempromosikan rasa relaks yang mendalam. Praktik pernapasan seperti pernapasan diafragma atau teknik pernapasan 4-7-8 dapat diterapkan untuk mencapai keadaan tenang dan fokus. Mengatur ritme pernapasan tidak hanya berguna untuk situasi seperti persiapan pidato atau sebelum sesi meditasi, tapi juga untuk kegiatan sehari-hari guna menjaga ketenangan dan kejernihan mental.
3. Perbanyak Latihan
Latihan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk melancarkan hafalan Al-Quran. Semakin sering latihan, maka hafalan akan semakin lancar. Latihan dapat dilakukan dengan cara:
· Muraja’ah setiap hari
Tidaklah 30 juz itu harus segera lancar semuanya hari ini melainkan berproses seiring dengan kehidupan kita sebagai manusia. Bagilah hafalan Al-Quran tersebut untuk dimuraja’ah dengan cara target harian per-5 halaman, per 10 halaman, atau per 20 halaman, misalnya:
- Senin lancarkan hafalan 5 halaman;
- Selasa lancarkan hafalan 5 halaman;
- Rabu lancarkan hafalan 5 halaman;
- Kamis lancarkan hafalan 5 halaman;
- Jumat lancarkan hafalan 20 halaman yang telah dimuraja’ah Senin s/d Kamis;
- Sabtu tasmi’ 20 halaman tersebut;
- Ahad tilawah dengan melihat mushaf untuk juz yang sudah dilancarkan hafalannya.
Melakukan muraja’ah setiap hari merupakan komponen vital dalam mempertahankan hafalan Al-Quran. Muraja’ah adalah proses mengulang-ulang hafalan yang telah dipelajari untuk memastikannya tetap terpatri kuat dalam ingatan. Dengan mengkonsolidasikan apa yang telah dihafal sebelumnya setiap hari, seorang hafiz dapat menjaga kualitas hafalannya dan mencegah lupa. Rutinitas harian ini juga membantu dalam memperlancar hafalan baru karena terciptanya kesinambungan dalam aktivitas menghafal.
· Membuat jadwal menghafal
Membuat jadwal menghafal adalah langkah strategis dalam proses menjadi penghafal Al-Quran. Jadwal tersebut harus mencerminkan komitmen seseorang terhadap tujuannya dan menyertakan waktu tertentu setiap hari untuk menghafal materi baru serta mereview hafalan yang lama.
Penjadwalan yang efektif melibatkan pertimbangan terhadap kapan seseorang paling fokus dan segar, sehingga memungkinkan hafalan lebih efektif. Penataan jadwal menghafal yang teratur juga membantu dalam membangun disiplin dan struktur yang diperlukan dalam proses panjang menghafal Al-Quran. Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional menyiapkan jadwal 12 jam intensif dengan memperhatikan produktivitas menghafal Al-Quran dengan cara yang rileks dan menyenangkan.
· Menggunakan metode yang sesuai
Menggunakan metode yang sesuai adalah tentang menyesuaikan teknik menghafal dengan cara belajar pribadi seseorang. Tiap individu memiliki metode belajar yang berbeda; beberapa mungkin lebih responsif terhadap pendengaran, sementara yang lain mungkin lebih visual. Ada berbagai metode dalam menghafal Al-Quran, seperti membaca teks Al-Quran berulang kali, mendengarkan rekaman qari, menggunakan teknik visualisasi, atau praktik menulis ayat-ayat Al-Quran.
Penting untuk mengeksplorasi dan menggunakan metode yang paling resonan dengan gaya belajar seseorang untuk mencapai efektivitas maksimal dalam menghafal Al-Quran.
Muraja’ah tidaklah seperti menghafal ayat baru. Apabila dalam hafalan Al-Quran melibatkan ingatan tulisan Al-Quran Virtual, Visualisasi Tadabbur untuk memahami terjemah maka ingatan hafalan Al-Quran akan lebih nikmat untuk dikembalikan kelancarannya.
4. Pahami Makna Ayat
Memahami makna ayat juga merupakan hal yang penting dalam menghafal Al-Quran. Jika makna ayat sudah dipahami, maka akan lebih mudah untuk menghafalnya. Pemahaman makna ayat dapat diperoleh dengan cara:
· Membaca Tafsir Al-Quran
Membaca tafsir Al-Quran adalah proses mendalamkan pemahaman terhadap kandungan dan pesan yang terkandung dalam ayat-ayat suci. Tafsir memberikan latar belakang historis, konteks pemahaman bahasa, dan penjelasan detail yang membantu pembaca untuk tidak hanya membaca tetapi juga mengerti nuansa dan pengajaran yang lebih dalam dari Al-Quran.
Ini juga membantu dalam mengaitkan ajaran tersebut dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan memahami berbagai perspektif interpretasi yang telah dikembangkan oleh ulama seiring waktu.
· Mencari penjelasan dari guru atau orang yang ahli
Mencari penjelasan dari guru atau orang yang ahli merupakan langkah penting dalam memperkuat pemahaman mengenai Al-Quran. Belajar dari mereka yang memiliki pengetahuan tinggi dan pengalaman dalam mempelajari serta menginterpretasikan Al-Quran dapat memberikan wawasan yang tidak terdapat pada sumber-sumber tertulis.
Hal ini juga memungkinkan dialog dan diskusi, yang mana dapat membuka pemahaman baru dan lebih mendalam, serta menjelaskan masalah-masalah yang rumit atau konsep yang sulit.
· Memikirkan makna ayat
Memikirkan makna ayat adalah tindakan muhasabah yang bertujuan untuk merenungi dan menginternalisasi pesan yang disampaikan. Kegiatan ini memungkinkan seseorang untuk berinteraksi secara pribadi dengan teks, menghubungkan pesan-pesan Al-Quran dengan pengalaman hidup sendiri dan menginspirasi perubahan atau tindakan praktis dalam kehidupan.
Metode Yadain Litahfizhil Quran sebagai standar yang digunakan di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional mengakomodir kemudahan dalam tadabbur terjemah melalui Al-Quran Yadain. Setiap peserta diwajibkan untuk mempraktikkan metodenya minimal pada 3 juz pertama kali menghafal Al-Quran. Jika dipraktikkan maka inilah yang menjadi wasilah terbukanya kemudahan pada proses hafalan selanjutnya, Insya Allah.
Meluangkan waktu untuk memikirkan makna ayat merupakan bagian dari ibadah yang mendatangkan keberkahan dan kebaikan, dan ini membantu umat Islam untuk menjalankan ajaran Al-Quran dengan lebih baik dalam segi iman dan perilaku.
Berikut adalah beberapa tips tambahan untuk melancarkan hafalan Al-Quran yang macet:
- Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemauan dalam menghafal Al-Quran;
- Berteman dengan orang-orang yang juga menghafal Al-Quran;
- Jangan menyerah jika hafalan belum lancar karena seperti batu yang dipukul dengan palu terkadang tidak pecah dalam 10-30 kali pukulan.
Dengan mengamalkan cara-cara di atas, insya Allah semoga hafalan Al-Quran kita akan lancar kembali. Dan yang lebih penting lagi bahwa proses membaca Al-Quran merupakan ibadah yang sangat besar nilai pahalanya. Semoga Allah memberikan hidayah dan taufik bagi kita semua, Aamiin.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi dan Pendaftaran