Makna Tartil dalam Koreksi Bacaan Al-Quran: Tahqiq, Tadwir, dan Hadr

Makna Tartil dalam Koreksi Bacaan Al-Quran: Tahqiq, Tadwir, dan Hadr

24 February 2024 Artikel 0

Memperbaiki bacaan Al-Quran, atau yang dikenal dengan tahsin tilawah, merupakan sebuah proses yang dianggap tak kunjung selesai bagi banyak orang. Seringkali, ketika kita belajar dan terus-menerus diperbaiki, muncul perasaan tidak nyaman, bahkan bisa menimbulkan rasa minder dan ragu pada diri kita. Namun, pernahkah kita merenung, mengapa proses koreksi ini terasa begitu penting dalam belajar tahsin?

A.    Makna di Balik Koreksi

Pertama dan terpenting, Al-Quran bukanlah teks biasa. Ia adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dengan bacaan yang sempurna. Setiap huruf, makhraj (tempat keluarnya huruf), dan tajwid (aturan membaca) di dalamnya memiliki keunikan tersendiri yang, jika dibaca dengan benar, dapat mempengaruhi makna dan pesan ayat. Itulah mengapa, ketelitian dan keakuratan dalam membacanya menjadi sangat penting.

Proses koreksi yang terjadi dalam belajar tahsin bukanlah untuk menunjukkan bahwa kita selalu salah, melainkan sebagai jalan untuk memahami dan mendekatkan diri pada keindahan Al-Quran. Setiap koreksi merupakan langkah untuk menyempurnakan bacaan kita, agar lebih mendekati bacaan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

B.    Tips Menghadapi Koreksi

  1. Ubah Mindset: Koreksi bukanlah kritikan, melainkan bantuan untuk memperbaiki diri. Terimalah dengan hati terbuka dan tirulah bacaan yang benar dan baik.
  2. Tetap Semangat: Jangan biarkan rasa minder menghalangi proses belajar. Ingat, setiap orang memiliki prosesnya sendiri.
  3. Berlatih Konsisten: Luangkan waktu setiap hari untuk berlatih, meskipun hanya 15-30 menit. Konsistensi adalah kunci. Pertahankan bacaan yang sudah benar dan teruslah pelajari materi yang baru dipelajari.
  4. Manfaatkan Teknologi: Gunakan aplikasi tahsin atau berupa contoh pembelajaran tajwid di YouTube kemudian validasi dengan cara menghadap guru yang kompeten di bidang tahsin tilawah Al-Quran.
  5. Bergabung dengan Komunitas: Belajar bersama orang lain bisa meningkatkan motivasi dan memberikan dukungan moral. Misalnya dengan ikut program karantina tahfizh Al-Quran maupun pengajian yang mendisiplinkan ketepatan bacaan Al-Quran.
  1. Manfaat Belajar Tahsin Tilawah Al-Quran
  • Meningkatkan Kualitas Bacaan: Semakin baik bacaan kita, semakin dekat kita dengan keindahan Al-Quran.
  • Mempermudah Pemahaman Makna Ayat: Bacaan yang tepat memudahkan kita dalam memahami pesan yang disampaikan. Kesalahan bacaan Al-Quran terkadang sampai mengubah arti dan itu berarti tidak menjaga Al-Quran, karena itu pelajarilah.
  • Meningkatkan Kekhusyukan dalam Shalat: Bacaan yang baik dan benar dapat meningkatkan kekhusyukan saat beribadah.
  • Pahala yang Berlimpah: Membaca Al-Quran dengan bacaan yang baik dan benar merupakan amalan yang dipandang sangat baik.
  • Menjaga Keimanan dan Ketakwaan: Proses belajar dan memperbaiki bacaan Al-Quran dapat menjadi sarana untuk meneguhkan keimanan dan ketakwaan.

Ingat, belajar tahsin tilawah Al-Quran bukanlah tentang mencapai kesempurnaan instan, melainkan tentang perjalanan untuk terus memperbaiki diri demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap koreksi adalah bukti cinta dan peduli para guru untuk membawa kita lebih dekat pada pemahaman yang benar tentang Al-Quran.

C.    Ada 3 Tingkatan Bacaan Tartil

Dalam tradisi membaca Al-Quran, istilah “tartil” memiliki makna yang sangat penting dan mendalam. Tartil berasal dari kata “رَتَّلَ” yang berarti membaca dengan tartil atau membaca dengan perlahan, teliti, indah, dan tepat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, dalam Surat Al-Muzzammil ayat 4, “Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan).”

Ayat ini menjadi dasar mengapa setiap Muslim diharapkan membaca Al-Quran dengan penuh perenungan, keindahan, dan ketepatan.

  1. Tahqiq: Membaca dengan Ketelitian

Tahqiq adalah cara membaca Al-Quran dengan sangat teliti, lambat, dan dengan memperhatikan semua aturan tajwid, makharijul huruf, serta ghunnah dan mad. Praktik ini biasanya dilakukan ketika seseorang ingin merenungkan makna ayat-ayat Al-Quran dengan lebih dalam, atau ketika sedang belajar untuk memperbaiki bacaannya. Tahqiq memungkinkan pembaca untuk meresapi setiap kata, ayat, dan maknanya dengan lebih intim. Namun bagi pemula, tujuan tartil tingkatan tempo tahqiq ini bertujuan untuk memperbaiki bacaan Al-Quran.

  • Tadwir: Kecepatan Sedang

Tadwir adalah metode membaca Al-Quran dengan kecepatan yang sedang, lebih cepat dari tahqiq namun tidak terlalu cepat. Cara ini masih memperhatikan kaidah tajwid dan makharij, namun dengan ritme yang memungkinkan pembaca untuk membaca lebih banyak ayat dalam waktu yang sama. Tadwir sering digunakan dalam situasi pembelajaran atau ketika membaca Al-Quran secara rutin. Tadwir biasa juga digunakan saat menjadi imam shalat jahr yaitu bacaan Imam pada bersuara pada surah Al-Fatihah dan ayat-ayat Al-Quran.

  • Hadr: Membaca Cepat

Hadr adalah cara membaca Al-Quran dengan cepat, yang sering kali dilakukan ketika seseorang telah sangat familiar dengan aturan tajwid dan ingin menyelesaikan khatam Al-Quran dalam waktu yang lebih singkat. Meskipun dibaca dengan cepat, pembaca yang mempraktikkan hadr tetap memperhatikan aturan-aturan dasar tajwid, dengan tetap seketat aturan bacaan dalam tahqiq atau tadwir. Letak perbedaannya hanya ada pada tempo kecepatan bacaan. Biasanya dilakukan oleh para penghafal Al-Quran yang sudah mahir membacanya dalam hafalan.

D.   Dalil Al-Quran tentang Tartil

Dalil tentang tartil tidak hanya terbatas pada Surat Al-Muzzammil ayat 4:

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

Terjemahan, “Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil (pelan dan terang).”

Demikian pula pada Surat Al-Baqarah ayat 121:

وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَـٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۖ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Terjemahan, “Dan orang-orang yang Kami beri Kitab (Al-Quran) mereka membacanya sebagaimana hak membacanya. Mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Ayat ini menunjukkan pentingnya membaca Al-Quran dengan benar dan sesuai kaidah (tartil), yang mencakup tidak hanya pelafalan yang tepat tetapi juga pemahaman dan pengamalan isinya. Ayat ini juga menegaskan bahwa mereka yang membaca dan mengikuti Al-Quran dengan benar akan mendapatkan iman yang sempurna, sedangkan mereka yang mengabaikan atau menolak ajarannya akan merugi. Ini menggarisbawahi pentingnya penghormatan terhadap Al-Quran sebagai wahyu Ilahi.

E.    Ajakan untuk Belajar Al-Quran

Membaca Al-Quran dengan tartil, baik itu melalui tahqiq, tadwir, atau hadr, adalah praktik yang dihargai pahala keberkahan. Setiap metode belajar Al-Quran memiliki keunikan dan situasi penggunaan masing-masing yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas bacaan, pemahaman, dan keterkaitan spiritual dengan Al-Quran. Praktik ini tidak hanya mengajarkan umat Islam tentang pentingnya ketelitian, keindahan, dan kedalaman dalam berinteraksi dengan ayat-ayat Allah, tapi juga menunjukkan cara untuk merenungkan dan menghayati pesan yang disampaikan Al-Quran dengan cara yang paling efektif.

Mari kita berusaha untuk membaca Al-Quran dengan tartil, memperbaiki bacaan kita, dan mendalami makna ayat-ayatnya dengan penuh kekhusyukan dan kecintaan. Semoga Allah memberikan kemudahan dan kemauan untuk terus belajar Al-Quran, Aamiin.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

Informasi dan pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com