Kata Alumni: Mendapatkan Pembiasaan Mengulang Hafalan Seumur Hidup
Berikut ini kiriman testimoni dari alumni Karantina Hafal Quran Sebulan bernama Moh. Chairul Annas seorang Mahasiswa dari Jakarta.
Alhamdulillahirobbilalamin adanya Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional adalah terobosan baru dan alternatif bagi orang-orang yang ingin menghafalkan Al-Qur’an 30 juz dalam waktu 1 bulan dan supaya bisa mendapatkan pembiasaan mengulang hafalan seumur hidup.
Belajar dan menghafal Al-Qur’an selama ini identik dengan aktivitas para santri yang sedang bergelut dengan pelajaran ilmu-ilmu keislaman di pondok pesantren. Sementara para pelajar dan mahasiswa lebih sering dikaitkan dengan aktivitas aktivitas belajar ilmu ilmu modern. Bahkan mungkin terbilang langka mahasiswa yang hafal Al-Quran ataupun dosen yang hafal Al-Qur’an.
Jika kita melihat sejarah ilmuwan-ilmuwan masa silam fenomenal dalam bidang filsafat dan sains pada abad pertengahan Islam, Kita akan mendapatkan banyak diantara mereka yang ahli di bidangnya dan mereka hafal Alquran. Contohnya Ibnu Sina, al-ghazali dan lain-lainnya. Mereka adalah sosok ilmuwan yang komplit pengetahuannya, baik rumus-rumus fisika, kimia, astronomi, dikuasainya juga tafsir, hadits, fiqih juga mereka pahami secara mendalam.
Apa Rahasianya? Ternyata memang saat itu tradisi yang kuat bahwa hafal Al-Qur’an itu merupakan harga mati sebelum mereka beranjak untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Hal ini tercermin dalam tulisan imam nawawi dalam kitabnya Al majmu’. “Hal pertama yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu adalah menghafal Al-Qur’an bahkan para ulama mengajarkan hadis dan fikih kecuali bagi siapa yang telah hafal Al-Qur’an.” (Beirut, Dar Al Fikri, 1996 cetakan pertama juz 1 hal 1)