Inilah Metode Efektif Menghafal Al-Quran dengan Sensasi Multi-Sensori

Inilah Metode Efektif Menghafal Al-Quran dengan Sensasi Multi-Sensori

19 August 2023 Artikel 0
metode menghafal quran_hafalquransebulan.com

Menghafal Al-Quran dengan Pendekatan Multi-Sensori

Menghafal Al-Quran merupakan pencapaian spiritual yang mulia dan dihargai dalam Islam. Ulama terdahulu telah menunjukkan kepada kita bagaimana menghafal Al-Quran dengan tingkat keunggulan yang luar biasa.

Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, kami memodel hafalan Al-Quran dari guru-guru Al-Quran yang bersanad melalui DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA., Al-Hafizh, kemudian KH. Ma’mun Al-Qurthuby, M.Pd., Al-Hafizh, para muhaffizh dan muhaffizhah serta para alumni karantina tahfizh Al-Quran yang berprestasi dan menjadi guru-guru Al-Quran di pondok pesantren ini.

Para penghafal Al-Quran memiliki kekhususan dalam metode mereka yang melibatkan penggunaan semua indera manusia, sebagaimana di zaman modern ini kita bisa melakukan peneladanan atau pemodelan yang dilakukan dalam Neuro Linguistic Programming (NLP). Setiap orang memiliki metode yang berbeda-beda.

Satu metode belum tentu cocok digunakan oleh orang lain. Karena itu, berikut ini kami akan menjelaskan mengapa Metode Yadain Litahfizhil Quran cocok untuk siapa pun yang mau menghafal Al-Quran dengan sistem dan metodologi yang diterapkan khususnya dengan akselerasi karantina tahfizh Al-Quran.

Efektivitas, kualitas, dan akselerasi akan diperoleh manakala metodenya distandarkan dalam jenis ingatan terhadap tulisan, terjemah, suara, dan urutan alur makna dalam tadabbur. Berikut penjelasannya:

Ingatan Visual (Penglihatan)

Ulama terdahulu memiliki kekuatan visual yang luar biasa dalam menghafal Al-Quran. Mereka mampu membayangkan teks Al-Quran dengan jelas dalam pikiran mereka seolah-olah itu ada di depan mereka. Ini adalah contoh penting dari pendekatan multi-sensori.

Dalam NLP, penggunaan visualisasi adalah teknik yang kuat untuk meningkatkan daya ingat. Para penghafal modern Al-Quran dapat mengadopsi teknik ini dengan membayangkan halaman Al-Quran ketika mereka menghafal. Ini membantu dalam memperkuat hubungan antara gambaran mental dan teks sebenarnya.

Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, sejak awal sudah mengembangkan Metode Yadain Litahfizhil Quran yang salah satu Bab-nya membahas tentang Al-Quran Virtual. Ini merupakan pemodelan terhadap guru-guru kita dan santri-santri para penghafal Al-Quran yang membaca Al-Quran seolah melihat tulisannya dalam pikiran.

Ingatan Auditory (Pendengaran)

Ulama terdahulu juga memiliki daya tangkap auditori yang luar biasa. Mereka dapat menghafal Al-Quran dengan mendengarkan bacaannya hanya sekali. Ini menunjukkan kemampuan mereka dalam mendengar dengan penuh perhatian.

Dalam NLP, penggunaan pendengaran melibatkan pengulangan dan pemahaman suara. Penghafal Al-Quran dapat meningkatkan pendengaran mereka dengan memahami makna ayat-ayat yang mereka dengar saat menghafal. Ini akan membantu dalam mengaitkan makna dengan suara, sehingga mempermudah penghafalan.

Selain berfungsi sebagai ingatan tulisan, Al-Quran Virtual juga berfungsi untuk menyimpan ingatan suara dalam pikiran. Ini juga pemodelan terhadap guru-guru kita dan santri-santri para penghafal Al-Quran yang mampu membaca Al-Quran dalam diam namun pikirannya mampu membunyikan ayat-ayat tersebut dengan tepat. Ini bisa dilakukan untuk muraja’ah efektif tanpa lelah, namun teknik ini tidak untuk talaqqi setoran hafalan Al-Quran.

Ingatan Kinesthetic (Perasaan/Tindakan)

Para ulama juga menghadirkan unsur kinestetik dalam penghafalan Al-Quran mereka. Mereka mampu menghafal dengan sekali membaca atau dengan sekali mendengar. Ini menunjukkan kemampuan mereka untuk merasakan dan mengingat dengan sangat baik. Selain itu, ingatan kinestetik ini merupakan ingatan terhadap makna ayat-ayat yang dilihat dan didengar. Pemahaman terhadap alur terjemah seolah menjadi salah satu aktor yang terlibat dalam unsur cerita merupakan ingatan Kinesthetic, sebab di dalamnya melibatkan tadabbur terjemah dan bahkan Al-Quran tercermin dalam perilaku tindakan sehari-harinya.

Pada tingkat kinestetik, pengulangan adalah kunci. Para penghafal modern dapat memperkuat penghafalan mereka dengan melibatkan perasaan fisik saat mereka mengulangi hafalan mereka. Ini bisa melibatkan sentuhan atau gerakan ringan saat menghafal.

Metode Yadain Litahfizhil Quran mengoptimalkan potensi kinesthetic dari hafalan para santri di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional. Caranya, yaitu dengan cara membedakan makna-makna batil dengan tangan kiri dan makna-maknaa haq dengan tangan kanan. Pada akhirnya Visualisasi Tadabbur ini tidak lagi memerlukan gerakan tangan sebab imajinasi dan pemahaman terhadap ayat Al-Quran bisa dilakukan dengan imajinasi dalam pemahaman alur makna terjemah.

Kunci Sukses para Ulama

Selain memahami bagaimana para ulama terdahulu menggunakan metode multi-sensori untuk menghafal Al-Quran, ada faktor-faktor penting lain yang memengaruhi keberhasilan mereka:

  1. Niat Tulus: Semua usaha penghafalan harus didasarkan pada niat yang tulus karena Allah. Niat yang kuat memberikan motivasi yang kuat.
  2. Kedisiplinan Tinggi: Para ulama memiliki disiplin tinggi dalam menuntut ilmu dan menghafal. Mereka mengikuti jadwal yang ketat dan konsisten. Solusi mudah ikut program di www.hafalquransebulan.com
  3. Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu: Kesungguhan dalam menuntut ilmu adalah prasyarat untuk keberhasilan dalam menghafal Al-Quran.
  4. Murojaah (Pengulangan): Penghafal Al-Quran harus tetap menjaga hafalannya melalui pengulangan yang teratur. Murojaah adalah kunci untuk mempertahankan hafalan.
  5. Bimbingan Guru: Meminta bimbingan dari guru yang berpengalaman sangat berharga dalam menghafal Al-Quran.
  6. Doa dan Reliance kepada Allah: Doa dan tawakkal (mengandalkan diri kepada Allah) adalah langkah penting dalam perjalanan menghafal Al-Quran.

Menghafal Al-Quran adalah usaha spiritual yang memerlukan kesungguhan, niat tulus, dan metode yang tepat. Dengan meneladani ulama terdahulu dan menggunakan pendekatan multi-sensori seperti visual, auditory, kinestetik, serta menggabungkan elemen penting lainnya seperti niat tulus dan disiplin, kita dapat memperkuat penghafalan Al-Quran. Semua ini harus didasarkan pada penghormatan terhadap Al-Quran dan pengabdian kepada Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat mencapai tingkat keberhasilan dalam menghafal Al-Quran sebagaimana yang dicapai oleh ulama terdahulu tanpa menyombongkan diri, melainkan dengan rendah hati dan tawakkal kepada Allah.

Yadi Iryadi, S.Pd
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com