Gunakan Seluruh Potensi Berbagai Tipe Belajar Menghafal Al-Qur’an
![](https://www.hafalquransebulan.com/wp-content/uploads/2018/08/Cepat-Hafal-Al-Quran-e1555259694540.jpg)
Cara belajar itu berbeda dengan cara mengajar. Kebanyakan guru mengajar dengan cara sebagaimana ia belajar padahal tak setiap orang memiliki modalitas yang sama.
Hypnosis berbasis NLP alhamdulillah memudahkan hal itu, bagaimana agar mampu menduplikasikan ‘softskill’ maupun ‘hardskill’ seseorang kepada orang lain.
Hafalan saya tidak sebagus guru-guru saya, juga tidak sebagus murid-murid saya namun dengan NLP kita bisa mengambil esensi dari ‘softskill’ maupun ‘hardskill’ seseorang untuk diduplikasikan pada murid-murid lainnya dengan proses yang cepat dan menyenangkan disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh murid-murid ngaji.
Itulah mengapa Metode Yadain Litahfizhil Qur’an ini sesuai dengan modalitas belajar tipe apapun murid belajar karena totalitas melibatkan VAKOG (Visual, Auditory, Kinestestetik, Olfactory dan Gustatory).
Kesalahan saya 10 tahun terakhir ini adalah terlalu fokus pada metode tahfizh Al-Qur’an sehingga orang lain yang mengaplikasikannya justru lebih berhasil. Tahun 2012 diujicobakan pada 8 santri akhwat yang sudah punya stok hafalan 15 juz, dalam 3 hari mereka mampu menghafal 3 Juz hafalan baru dengan cara ini. Penelitian dilanjutkan dan hal ini menginspirasi agar bisa tersistem dengan baik bersama ustadz Ma’mun Al-Qurthuby pada tahun 2014 mendirikan Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional program Menghafal Al-Qur’an Sebulan.
Sebenarnya menghafal Al-Qur’an tanpa metode pun bisa walaupun hasil tersimpan hafalannya berbeda-beda dan susah payah melancarkan kembali.
Jika ada cara yang praktis pembaca boleh gunakan cara ini. Persamaan peserta karantina tahfizh yang menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam waktu sebulan atau kurang dari sebulan yaitu:
1. Kondisi psikologis/ruhiyah yang berdaya, niat ikhlas;
2. Mampu membaca Al-Qur’an sesuai tajwid dengan Hadr
3. Mampu tadabbur terjemah karena salah satu berikut ini:
– Peserta orang arab asli yang bahasanya fasih
– Peserta paham ilmu Nahwu dan Sharaf
– Peserta menggunakan Metode Yadain Litahfizhil Qur’an memahami Siapa?… Sifatnya?….
4. Memory Visual fotografis : 1 kata dihafal 1 kedipan mata
5. Memory Visual kamera : 1 baris dihafalkan dalam 1 menit,
6. Memory Auditory perekam : baca sekencang mungkin di hati
7. Memory Kinestetik : 30 juz dipahami 2 hal yaitu kiri/kanan
8. Memory Olfactory : Waqaf ibtida’ yang konstan
9. Memory Gustatory : bayangkan rasanya, surga, neraka, bumi dll.
10. Instalasi Al-Qur’an virtual dalam memory seolah melihat mushaf sekalipun tidak melihatnya
11. Terlibat langsung dalam alur makna Al-Qur’an.
12. Hindari menafsirkan sendiri cukup pahami 2 hal saja untuk sementara yaitu Kiri/Kanan dalam metode yadain.
Target pasca karantina tahfizh adalah setoran hafalan mutqin 5 halaman/hari atau setara 1 Juz per pekan.
Orang yang mempraktikkannya akan lebih mahir dibandingkan orang yang berkutat pada teori. Sekalipun mampu menghafal dengan cepat tetapi jika Allah tidak memberikan kemauan maka mustahil mendapatkan anugerah Allah berupa hafalan Al-Qur’an yang baik.
Karena itu praktikkanlah kurang lebih 3 jam per hari apa-apa yang kemarin di karantina tahfizh telah kita pelajari bersama.
Bagi yang belum ikut, Insyaa Allah belum terlambat karena setiap bulan Insyaa Allah kita membuka program.
Kebanyakan calon peserta khawatir tidak bisa ikut karantina karena kalau daftar dan waktunya mepet pasti sudah kehabisan kuota. Untuk besok angkatan 34 sudah penuh… Sedangkan bulan depan angkatan ke 35 masih bisa daftar dari sekarang.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Licensed Practitioner Neuro Linguistic Programming
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional