Coaching Karantina Hafal Quran Sebulan

Table of Contents
Performa menghafal Al-Quran terkadang naik dan turun sehingga memerlukan coaching Karantina Hafal Quran Sebulan. Semangat menghafal Al-Quran naik apabila santri menyadari kembali keutamaan-keutamaan menghafal Al-Quran. Semangat menghafal terkadang turun karena adanya kelalaian dalam beribadah atau bahkan melakukan maksiat. Sebagaimana keimanan terkadang naik dan turun. Adapun naiknya keimanan karena melakukan ketaatan dan turunnya keimanan disebabkan dosa dan kemaksiatan.
Coaching merupakan istilah yang populer saat ini. Biasanya dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawannya agar bisa produktif. Saat ini coaching bisa juga diaplikasikan dalam bidang pendidikan agar murid-murid mampu belajar dengan lebih efektif.
Coaching diyakini oleh para praktisinya dapat meningkatkan dan mengembangkan kompetensi seseorang. Meningkatkan performa dalam mencapai suatu tujuan. Apabila berkaitan dengan program karantina hafal Quran sebulan, maka coaching dapat menjadikan para santri lebih produktif dalam menghafal Al-Quran sehingga kompetensi dan skill hafalan Al-Quran semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Lembaga pendidikan tahfizh Al-Quran penting untuk melakukan coaching entah kepada para guru pengajar maupun pada santri-santri agar dapat mengembangkan prestasi lebih baik lagi.

Tahukah Anda apa itu coaching?
Apakah coaching berperan dalam pendidikan? Apa tipe coaching secara umum? Apa manfaat coaching? Bagaimana proses kerja coaching dapat meningkatkan prestasi santri dan lembaga pendidikan Al-Quran? Lalu kapan sebaiknya lembaga pendidikan melakukan program coaching pada guru dan santri? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Apa Itu Coaching? Menurut Harvard Business Review, definisi coaching diartikan sebagai suatu hal yang memberikan kesempatan agar dapat bertindak sebagai fasilitator untuk mengkomunikasikan kinerja dengan dua arah.
Coaching dalam lingkungan pendidikan Al-Quran merupakan metode pelatihan di mana seorang muhaffizh yang lebih berpengalaman atau terampil memberikan saran dan bimbingan kepada santri-santrinya yang bertujuan untuk membantu mengembangkan keterampilan, prestasi, dan tercapainya target-target pembelajaran.
Hal penting yang menjadi ciri khas adanya coaching yaitu siapa yang menetapkan tujuan yang ingin diraih. Justru dalam penentu tujuan tersebut bukanlah coach yang menentukan, tetapi justru orang yang dibina (coachee). Oleh karena itu, coaching yang dimaksud di sini bukanlah cara untuk mengajari apalagi memberikan instruksi kepada orang yang dibina. Coaching tidak sama dengan mengajar. Coaching lebih pada aktivitas bertanya agar santri dapat menetapkan tujuan dan mencapainya dengan segenap sumber daya yang sudah dimilikinya.
Coaching bukanlah untuk mengajari dan bukan pula memberikan instruksi. Coaching berbeda dengan training yang pada umumnya berbentuk kelas, coaching juga mentoring, bukan terapi ataupun konseling. Coaching lebih cenderung pada memfasilitasi dengan cara bertanya, memberikan feedback, dan berperan sebagai ahli yang dapat menggali minat dan komitmen agar tujuan yang ditetapkan oleh klien/coache dapat tercapai dengan baik.
Keunggulan coaching sebagai proses ikhtiar membuka potensi diri yang bertujuan memaksimalkan kinerja. Coaching atau populer juga dengan sebutan coaching clinic bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan, baik dari segi personal maupun profesional.
Biasanya, teknik coaching dimulai dengan percakapan yang eksploratif secara dua arah yang mampu menggali ide dan memperkuat keyakinan kita sebagai penerima coaching untuk bertindak dengan maksimal.
Coaching merupakan sebuah kegiatan untuk megembangkan kinerja sumber daya manusia (SDM) yang berguna menemukan jawaban atas berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan menghafal Al-Quran maka bagaimana santri dapat menemukan tujuan, target, dan komitmen sehingga berhasil menghafal Al-Quran.
Coaching biasanya melatih seseorang agar bisa mengelola cara kerja otaknya dengan tujuan mampu menghasilkan performa atau kinerja yang lebih baik, bisa menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, bisa menjadi manusia pembelajar, mampu untuk adaptasi menyesuaikan diri dengan kondisi yang terus berkembang seperti sekarang, dan mampu mengaktualisasikan ide dan pemikirannya sehingga orang tersebut dapat mengendalikan diri sendiri untuk membuat keputusan dan tindakan yang lebih baik lagi.
Coach hanya sekadar membantu para klien untuk berpikir, menumbuhkan insight, dan menstrukturkan pemikiran mereka. Plus setelah itu, coach akan memastikan si klien melakukan apa yang telah dia pikirkan dan katakan. Intinya adalah meraih tujuan yang telah ditetapkan oleh dirinya sendiri.
Manfaat Coaching bagi Peserta Karantina Hafal Quran Sebulan
Ada beberapa alasan mengapa coaching berperan penting di pondok pesantren karantina tahfizh Al-Quran Nasional, diantaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan Motivasi Santri
Motivasi bisa ditanyakan kepada santri, apa keinginan terdalam santri penghafal Al-Quran sehingga dia mendapatkan niat yang muncul dari keinginan pribadinya dan bukan dari paksaan pihak lain. Apabila santri telah menemukan minatnya dalam menghafal Al-Quran maka proses menghafal Al-Quran merupakan aktivitas yang menggairahkan penuh semangat.
2. Performa Santri dan Guru Tahfizh Semakin Meningkat
Apabila coaching dilakukan pada guru tahfizh mengenai tujuan, komitmen, kesiapan guru tahfizh telah ditemukan dan semuanya kompak untuk meningkatkan prestasi belajar mengajar maka efektivitas pembelajaran tahfizh Al-Quran akan meningkat. Begitu pula dengan santri yang telah menemukan tujuan, komitmen dan kesiapan belajar berdasarkan minatnya sendiri, tentu akan lebih baik dalam proses belajar mengajar.
Hambatan-hambatan pembelajaran dapat ditemukan dan solusi-solusi untuk mencapai suatu pembelajaran tahfizh Al-Quran akan menjadi lebih logis untuk dicapai.
3. Meningkatkan Hubungan yang lebih Harmonis
Apabila coaching dilakukan oleh pimpinan lembaga pendidikan tahfizh Al-Quran kepada guru-guru tahfizh maka akan meningkatkan hubungan harmonis. Segala macam potensi yang bisa dikembangkan untuk kemajuan lembaga pendidikan tahfizh Al-Quran akan terungkap sehingga solusi bisa dikomunikasikan dengan baik bersama pimpinan yang memegang kebijakan manajemen.
Coaching bukanlah instruksi antara atasan kepada bawahan. Coaching lebih pada aktivitas menggali potensi yang bisa diberdayakan untuk kemajuan lembaga pendidikan pondok pesantren.
Begitu pula coaching yang dilakukan oleh guru tahfizh pada santri-santri tahfizh dapat menjalin keharmonisan dalam komunikasi. Guru tahfizh dapat memahami berbagai persoalan yang dihadapi oleh santri sehingga guru dapat mengetahui potensi yang dimiliki oleh santri. Adapun santri yang menjadi subjek coaching dapat menentukan target dan ikhtiar pencapaian belajar yang lebih meningkat.
4. Adanya Lompatan Prestasi
Meningkatnya performa guru tahfizh dan santri tahfizh dapat meningkatkan lompatan prestasi pondok pesantren karantina tahfizh Al-Quran.
Peningkatan kinerja guru Al-Quran dan hubungannya dengan prestasi santri dapat meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan pondok pesantren menjadi lebih baik. Kepuasan wali santri dan santri berpotensi viral sehingga lembaga pesantren yang menerapkan coaching tersebut dapat menjadi referensi sebagai tempat belajar Al-Quran terbaik, biidznillah.
Tipe Coaching Secara Umum
Aktivitas Coaching secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. The Movement Enthusiast
Coaching dilakukan dengan aktivitas bergerak, energik, dan antusias. Tipe The Movement Enthusiast biasanya berupa pelatihan bootcamp dengan peserta yang cukup banyak. Tipe ini lebih efisien untuk melatih keterampilan team work pada suatu komunitas.
2. The Verbal Scientist
Tipe The Verbal Scientist cenderung lebih mendalami teori pelatihan. Tipe ini mendalami pemahaman terhadap teori yang ingin ditingkatkan dalam sebuah lembaga tahfizh Al-Quran. Selain itu, tipe ini lebih berfokus pada komunikasi dengan klien secara personal dan efektif untuk berupaya meningkatkan keterampilan klien tersebut.
Penerapan di pondok pesantren tahfizh Al-Quran biasanya dalam pembekalan praktik metode Yadain Litahfizhil Quran. Tentang bagaimana para peserta mampu menerima materi secara teori dan mengkonfirmasi pemahaman mereka dalam bentuk simulasi praktik menghafal Al-Quran.
Kemudahan dan hambatan dalam menghafal Al-Quran harus mampu diselesaikan dengan coaching. Coaching lebih pada aktivitas bertanya apakah santri sudah mencapai hasil pembelajaran atau ada kendala apa yang kemudian dicarikan solusianya.
3. The Quiet General
Tipe The Quiet General ini adalah tipe coaching yang paling teknis dari yang lain. Tetapi memiliki kelemahan yaitu tidak komunikatif. Hal ini dikarenakan tipe ini lebih melihat bagaimana para guru tahfizh dan santri-santri secara teknis menghafal Al-Quran dengan cara dikelompokkan sesuai kemampuan dasar mereka sehingga semuanya mendapatkan efektivitas belajar.
Berdasarkan tiga uraian tipe coaching di atas bahwa coaching berguna bagi peningkatan prestasi pondok pesantren karantina tahfizh Al-Quran nasional di kuningan jawa barat.
Bagaimana Proses Kerja Coaching?
Manfaat coaching menurut Brenda Corbett dan Justin Kennedy, Ph.D., bahwa coaching bisa mengubah otak manusia baik secara susunan saraf maupun cara berpikir. Cara berpikir klien cenderung sama saat proses coaching, ia akan memilih perilaku dan melakukan praktik yang baru sebagai suatu keputusan yang diambilnya dengan penuh kesadaran tanpa paksaan. Karena itu, jaringan saraf yang baru akan terbentuk, ini dapat mengubah lanskap otak, dan praktik yang dulunya sulit dilakukan akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan.
Kristin Constable, Forbes Councils Member, menjelasakan bahwa ada empat tahap dalam proses kerja coaching, antara lain:
1. Awareness
Coaching dapat meningkatkan kesadaran dengan cara menantang cara berpikir sehingga dapat mempertanyakan secara sadar dan tidak sadar berinteraksi dengan dunia nyata tanpa menyertakan ego.
2. Clarity
Coaching berfungsi sebagai clairty yaitu membuat individu mampu mendefinisikan masalah yang nyata sehingga dapat berfokus pada satu bagian problem dan memisahkan fakta-fakta dari perasaan yang menyertainya. Kejelasan dari komunikasi ini sehingga pesan dapat disampaikan dengan jelas.
3. Choice
Begitu pula coaching memungkinkan bagi individu untuk membatasi keyakinan dan mengeksplorasi kemungkinan untuk melakukan suatu perubahan lebih baik. Aktivitas coaching dapat menciptakan koneksi saraf baru yang dapat menjadi referensi cara berpikir sehingga memunculkan perilaku yang baru sesuai pilihannya.
4. Action
Sebelum sampai pada tahapan action, individu harus melewati proses Awareness, Clary, dan/atau Choice. Tindakanlah yang memberikan hasil. Apabila melakukan tindakan disertai kesadaran, kejelasan target, pilihan tindakan, dan bertindak sesuai rencana maka akan menunjukkan hasil perbaikan dari aktivitas coaching.
Kapan Sebaiknya Melakukan Program Coaching Terhadap Santri Tahfizh?
Pada proses menghafal Al-Quran, meskipun sudah dilakukan penetapan tujuan terkadang masih ada berbagai kendala. Masalah muncul pada saat santri tahfizh merasa jenuh pada titik tertentu. Coaching diharapkan memberikan feedback yang objektif agar dapat menghadirkan solusi.
Nah, ada beberapa kondisi yang tepat saat santri membutuhkan coaching, antara lain:
1. Hafalan Al-Quran Santri Stagnan, Tidak Bertambah dan Tidak Mengulang
Adakalanya para penghafal Al-Quran merasa jenuh dan hampir menyerah. Hal ini ditandai dengan hafalan yang tidak kunjung bertambah namun juga enggan mengulang.
Hafalan Al-Quran yang diharapkan sebenarnya yaitu bertambah lancar dan bertambah hafalannya. Akan tetapi, pada masa stagnan memerlukan penanganan.
Coach tidak menghakimi santri dengan suatu penilaian. Melainkan coach lebih pada mengeksplorasi keinginan terdalam yang dimiliki oleh santri. Mandegnya hafalan biasanya disebabkan santri lupa dengan tujuan dan keutamaan menghafal Al-Quran.
Kehadiran coach dalam coaching akan membantu mengatasi masalah dengan menanyakan kembali tujuan dan pemahaman santri terhadap keutamaan menghafal Al-Quran.
2. Masalah dalam menghafal Al-Quran yang tidak mampu untuk diselesaikan oleh santri
Dalam menjalankan program tahfizh Al-Quran, tentu saja tidak terlepas dari berbagai masalah yang harus dihadapi. Tetapi, ketika ada suatu masalah dalam program tahfizh Al-Quran yang tidak mampu untuk terselesaikan dengan baik maka program coaching bisa saja menjadi jawaban atas persoalan ini.
Manfaat coaching dapat membantu menavigasi alur berpikir sehingga santri dapat memilih keputusan terbaiknya dalam upaya untuk menghafal Al-Quran dengan efektif.
3. Tidak yakin terhadap SOP Karantina Tahfizh apakah sudah dijalankan dengan benar
Berjalannya program Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional salah satunya karena mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP). Dengan melakukan program coaching, coach akan menantang untuk melihat dan merefleksikan kembali, berpikir dengan berbeda, dan memperluas tujuan yang sudah ada. Selain itu, coach juga akan memastikan bahwa lembaga pendidikan tahfizh sudah bergerak sesuai dengan jalurnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Ada bidang tertentu yang dicurigai bersalah
Adanya program coaching bisa membantu pimpinan dalam melihat apa yang tidak terlihat. Coach yang sudah berpengalaman tentunya mempunyai pengalaman dengan menghadapi berbagai persoalan, strategi problem solving, dan taktik yang bisa membantu jika lembaga tahfizh untuk menghadapi masalah pada bidangnya. Program coaching bukan untuk menyalahkan satu dengan yang lain. Atau bukan pula untuk evaluasi serta menginstruksikan ini atau itu.
Coaching lebih pada aktivitas bertanya agar coachee dapat kembali kepada apa yang seharusnya dilakukan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari coach.
Rekomendasi buku tentang apa itu coaching
Ada beberapa buku yang mengupas tuntas apa itu coaching, beberapa di antaranya, yaitu:
1. I’m A Coach, Strategi Mengembangkan Potensi Diri dengan Coaching (2021) karangan Pramudianto
Buku ini membahas tentang coaching sebagai bentuk kemitraan bersama dengan klien guna memaksimalkan potensi individu dan profesional yang dimiliki melalui proses yang menstimulasi dan eksplorasi pemikiran dan proses kreatif antara coach dan coachee.
2. Coaching for Result (2018) karangan Berny dkk.
Buku ini ditulis dengan tujuan membuka wawasan bagi para pemimpin sebagai coach untuk semakin berhasil dalam mengembangkan pemimpin-pemimpin berikutnya.
3. Sukses dengan Coaching (2015) karangan 27 Coaches Profesional Indonesia
Buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan dari para coach profesional dan terbaik di Indonesia. Buku ini memberikan karya terbaik untuk bidang bisnis, perusahaan dan karyawan.
Sebenarnya buku ini lebih mengarah pada kinerja individu dalam suatu perusahaan. Namun apabila coaching diterapkan pada bidang tahfizh Al-Quran ternyata membawa manfaat yang besar. Dalam praktik coaching, biasanya penulis hanya menggunakan 7 pola pertanyaan yang serupa, sebagai berikut:
- Apa keinginan terdalam Anda yang apabila dilakukan maka akan berpengaruh terhadap sebagian besar kehidupan Anda?
- Bagaimana sikap Anda agar keinginan tersebut bisa tercapai atas izin Allah?
- Siapa saja orang yang mau Anda libatkan untuk memudahkan dan mempercepat proses pencapaiannya?
- Kapan Anda mulai itu, dan kapan itu diselesaikan?
- Bagaimana perasaan Anda pada saat target sudah selesai tercapai dengan baik sesuai rencana?
- Apakah perasaan bahagia tersebut sudah mulai hadir saat ini dan saat berproses untuk mencapainya?
- Apa yang dapat saya bantu?
Coaching tidaklah kaku seperti pertanyaan di atas namun hanyut larut dalam alur percakapan alami. Coaching bukanlah aktivitas menasihati dan bukan pula instruksi. Bahkan coaching bukan pula evaluasi atau menghakimi.
Coaching memiliki ciri khas bahwa masalah ada pada klien, solusinya ada pada klien, komitmen tindakannya ada pada klien. Tugas seorang coach hanya menanyakan dan menavigasi pola pikir klien untuk mencapai apa yang klien inginkan. Klien dalam bidang coaching disebut coachee.
Apabila kegiatan coaching dilakukan di lembaga tahfizh Al-Quran, maka Insyaa Allah menjadi wasilah pada perbaikan sistem pendidikan dan metode belajar yang dijalankan di lembaga tersebut.
Segala macam kesulitan peserta karantina tahfizh Al-Quran biasanya bersumber dari 4 komponen utama karantina tahfizh. Aktivitas coaching diharapkan mampu mendisiplinkan santri agar mematuhi SOP Karantina Tahfizh Al-Quran, konsisten menerapkan bacaan Al-Quran sesuai kaidah tajwid, menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual, serta menjalankan metode tahfizh yang telah distandarkan di pondok pesantren tahfizh Al-Quran.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Informasi dan Pendaftaran