CARA CEPAT BANGKIT DARI KEDUKAAN HIDUP YANG MENGHIMPIT

Table of Contents
“Ingin Cepat Bangkit dari Kedukaan? Temukan Solusinya disini!” Siapapun pasti pernah merasakan kedukaan, kehilangan, kekurangan, rasa takut, dan hal-hal yang tidak nyaman lainnya.
Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٥
Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ١٥٦
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Dalam tafsir tahlili disebutkan bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya memberitahukan ciri-ciri orang-orang yang mendapat kabar gembira yaitu orang yang sabar, apabila mereka ditimpa sesuatu musibah mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un ) (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Seorang psikiater Elisabeth Kübler-Ross, M.D. penulis buku terobosan On Death and Dying. Dalam buku itu ia pertama kali membahas apa yang kemudian dikenal sebagai model Kübler-Ross. Kübler-Ross dilahirkan di Zürich, Swiss dan lulus dari sekolah kedokteran di Universitas Zürich pada 1957.
Dia menjelaskan tentang tahapan penerimaan kedukaan, dikenal sebagai model Kübler-Ross, terdiri dari lima tahap yang umum dialami seseorang ketika menghadapi kehilangan atau peristiwa traumatis. Berikut penjelasan kelima tahap tersebut:
1. Penolakan (Denial)
Pada tahap ini, seseorang seringkali sulit menerima kenyataan kehilangan atau kesedihan yang terjadi. Mereka mungkin merasa bingung, terkejut, atau menyangkal bahwa hal ini benar-benar terjadi. Penolakan ini bisa menjadi cara sementara untuk meredakan intensitas emosi yang dirasakan.
2. Marah (Anger)
Setelah penolakan, rasa marah sering muncul, baik pada diri sendiri, orang lain, situasi, atau bahkan pada orang yang telah meninggalkan mereka. Amarah ini bisa disebabkan oleh rasa ketidakadilan, perasaan kehilangan kendali, atau rasa sakit mendalam yang tak tertahankan.
3. Tawar-menawar (Bargaining)
Pada tahap ini, seseorang mulai berpikir “jika saja” atau “andai saja,” sebagai bentuk tawar-menawar. Mereka mungkin berharap bisa mengubah situasi dengan melakukan sesuatu yang berbeda di masa lalu. Hal ini adalah cara mereka mencari harapan atau pemecahan masalah atas rasa kehilangan yang dialami.
4. Depresi (Depression)
Ketika kenyataan kehilangan menjadi lebih nyata, orang akan merasa sedih, hampa, atau kehilangan semangat. Pada tahap ini, mereka mulai menerima realitas kehilangan, dan emosi seperti kesedihan, kekosongan, atau keputusasaan menjadi lebih dominan. Tahap ini adalah waktu mereka berduka secara mendalam. Terkadang karena terlalu merasakan duka yang mendalam maka dia sudah tidak merasakan apapun kecuali kekosongan tanpa rasa dan tanpa keinginan.
5. Penerimaan (Acceptance)
Di tahap akhir, seseorang mulai menerima kenyataan kehilangan dan belajar menjalani hidup dengan kondisi baru. Ini bukan berarti rasa sakit atau kehilangan hilang sepenuhnya, tetapi seseorang mulai menemukan cara untuk hidup berdampingan dengan perasaan tersebut dan merasakan kedamaian serta penerimaan terhadap keadaan.
Untuk sampai lulus pada tahapan kelima ini setiap orang memiliki fase yang berbeda-beda. Kemudian kelima tahap ini tidak selalu berurutan dan bisa berbeda bagi setiap individu. Beberapa orang mungkin tidak melalui semua tahap ini atau mungkin kembali ke tahap sebelumnya seiring waktu.
Bagi umat Islam solusinya sangat mudah dan sederhana yaitu dengan mengikuti petunjuk Al-Quran agar menerima dan mengembalikan segala ketentuannya pada Allah Subhanahu Wata’ala sebagaimana pada Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 156.
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ١٥٦
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Penerimaan dengan sukarela terhadap segala bentuk ujian merupakan obat mujarab yang dapat mempengaruhi keadaan psikologis dan mengubah sikap menjadi lebih produktif.
Dalam praktik Hipnoterapi (terapi menggunakan efek placebo dari sugesti positif), Spiritual Emotional Freedom Technique atau SEFT (terapi melepaskan emosi negatif), kemudian Sedona Method (teknik sederhana untuk melepaskan perasaan menyakitkan atau tidak diinginkan), dan teknik terapi psikologis lainnya, penting bahwa mengakui keberadaan masalah tersebut, menerima, menghargai, dan memasrahkan kembali kepada Sang Maha Kuasa, merupakan teknik yang ampuh secara cepat sembuh dari keterpurukan.
Jika kita mengikuti petunjuk Al-Quran maka pastilah tidak ada rasa takut dan tidak pula berlarut-larut dalam kesedihan. Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang tidak merasa takut dan tidak bersedih hati bagi orang yang mengikuti petunjuk Al-Quran:
1. Surat Al-Baqarah Ayat 38
فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Terjemahan (Indonesia): “Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 38)
2. Surat Al-Baqarah Ayat 62
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَـٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Terjemahan (Indonesia): “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi’in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian serta beramal saleh, maka untuk mereka pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 62)
3. Surat Al-Imran Ayat 170
فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ وَيَسۡتَبۡشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمۡ يَلۡحَقُواْ بِهِم مِّنۡ خَلۡفِهِمۡ أَلَّا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Terjemahan (Indonesia): “Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tertinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Ali ‘Imran: 170)
4. Surat Al-Ahqaf Ayat 13
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُواْ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Terjemahan (Indonesia): “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Ahqaf: 13)
Semoga ayat-ayat ini membawa ketenangan hati, keyakinan, serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Cara cepat bangkit dari kedukaan hidup yang menghimpit, yaitu dengan mengikuti petunjuk Al-Quran. Marilah senantiasa kita belajar Al-Quran, yang di dalamnya mengandung petunjuk dan kebenaran yang akan selalu relevan dengan kebenaran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi dan Pendaftaran program Karantina Tahfizh Al-Quran
Wa: +6281312700100
