Aku Tak Ingin Pulang
Aku Tak Ingin Pulang
oleh Ibu Nina Herniawati (Tangerang), Ibu Rumah Tangga.
alumni Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional angkatan ke 35 Program 1 Bulan
Alhamdulillah selama saya mengikuti karantina di YKTN ini banyak mendapatkan ilmu, hikmah, manfaat yang saya petik untuk saya pribadi atau untuk saya bawa sebagai “oleh – oleh ” bagi putri – putri saya dirumah dan Insya Allah untuk orang-orang disekitar saya.
Tidak mudah bagi saya sebagai Ibu rumah tangga yang belum pernah mencicipi dunia pondok dan kemudian memutuskan mengikuti program ini, dengan meninggalkan 3 orang putri yang masih usia dini, meninggalkan suami dan meninggalkan ayah yang memiliki sakit demensia. Namun berkat dukungan dari merekalah akhirnya – Bismillah saya melangkahkan kaki ke YKTN dengan penuh harap.
Namun rasa rindu, ingin pulang, jenuh, down, adalah rasa yang harus saya alami tanpa bisa saya hindari. Seiring berjalannya waktu dengan terus berikhtiar, berdoa, dengan dukungan dari sesama peserta, dengan motivasi dari muhafizhoh, dengan tausiyah, coaching & private consul dari para asatidz, alhamdulillah perlahan tapi pasti rasa itu bisa teratasi.
Baca juga : Testimoni alumni YKTN
Setelah bisa menata diri, saya mulai menikmati proses tadabur yang indah yang belum saya rasakan sebelumnya, terkadang saya menangis sendiri meresapi ayat demi ayat yang saya baca. Terkadang saya merasa gembira membaca ayat ayat cantik menceritakan surga-Nya rasa yang dulu ada berganti menjadi rasa syukur yang teramat sangat bersyukur karena Allah telah menakdirkan saya disini, di YKTN bersama para penghafal Qur’an.
Dan kepada orang-orang di sekeliling saya selama di karantina`saya takjub dengan loyalitas dan kesabaran para muhafizoh dalam menyimak setoran para peserta. Dengan durasi yang cukup panjang, dengan posisi yang relatif Settle tidak bergeser dari tempatnya namun tetap menampakan semangat dan pancaran kasih sayang yang seolah siap mentransfer energi bagi semua peserta didiknya, Begitu pula dengan hadirnya para asatidz, Ust. Ahsin, Ust. Ma’mun, Ust. Ridwan dan Ust. Favorit saya Ust. Yadi. Walaupun kehadiran beliau hanya seolah ‘satu kedipan mata’ di hadapan saya, namun nasihat- nasihat yang disampaikan amat berkesan dalam qolbu,. Hingga terbesit dalam benak saya untuk dapat menjadi seperti beliau – beliau berdiri tegak, bersemangat, berilmu dan bermanfaat bagi orang di sekelilingnya.
Aku tak Ingin Pulang
Dan ketika saya pulang nanti, saya akan amat sangat merindukan teteh-teteh pendamping yang senantiasa mengetuk pintu kamar saya di pagi, siang, dan malam hari. Terkadang rasa lelah, mengantuk, sedikit malas menggelayuti. Hingga datanglah ketukan penyemangat dari teteh pendamping. ‘Pendamping Hidup’ selama saya dikarantina. Terima kasih teteh – teteh ku, tak perlu menjadi singa untuk dapat menguasai hutan, namun jadi kancil pun tak mengapa asalkan disenangi oleh semua penghuninya, selalu dinanti dan dirindukan.
Disisi lain, peran sesama peserta tak dapat dipungkiri, dengan berbagai macam latar belakang yang bervariasi rentang usia tak menjadikan penghalang bagi kami untuk menjadi satu tubuh yang bersinergi, di YKTN beliau berkata
” Untuk mencari ilmu itu butuh perjuangan, butuh pengorbanan, jika belum bisa membayangkan manfaatnya saat ini, maka jalani dan tunggulah hikmah setelahnya, bersabar dan insya Allah akan indah pada waktunya”.
Y, benarlah perkataan tersebut, jika saya menuntut dari awal hingga tiba pada hari ini maka itulah perjuangan saya. Dan sebelum saya meninggalkan karantina ini, saya sudah dapat mengambil hikmahnya , Alhamdulillah….
Hari ini saya merasa seperti terlahir kembali, Full of Charge !
Kembali kerumah dengan penuh asa. dengan penuh segenap cita-cita, dengan keinginan untuk menjadikan proses menghafal Al-Quran dan murojaahnya sebagai proyek hidup hingga akhir hayat.
Terimakasih untuk semua pihak YKTN yang dengan izin Allah menjadi wasilah bagi saya untuk semakin bersemangat menghafal Qur’an. Terima kasih.