Tips Menghafal Al-Quran di Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Tips Menghafal Al-Quran di Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

20 July 2020 Artikel 0
Agenda Wisuda Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional di hotel horison

Berikut ini beberapa tips menghafal Al-Quran di Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

1. Tips Mengikhlaskan Niat Menghafal Al-Quran di Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional

Menyengaja mengkhususkan diri menghafal Al-Quran dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Menghadirkan kesadaran bahwa ayat yang dihafalkan merupakan Kalamullah. Hendaknya niat ibadah berharap keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala. Pahami bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan menerima amal kecuali amal itu dikerjakan secara ikhlas untuk-Nya. Ikhlaskanlah segala sesuatunya baik sebelum belajar di karantina tahfizh, sesudah khatam, dan terutama ketika proses menghafal Al-Qur’an maka Allah akan memudahkan.

2. Tips Menghindari dari Perbuatan Dosa, Maksiat, Fakhsya’, dan Munkar

Pikiran, perasaan, dan tindakan yang disibukkan dengan syahwat duniawi tidak akan mendapatkan porsi cahaya Al-Qur’an. Kemaksiatan merupakan penghalang hafalan Al-Qur’an. Ibnu Mubarak rahimahullah berkata: Aku melihat dosa-dosa itu akan mematikan hati. Selalu melakukan dosa akan mewariskan kehinaan. Meninggalkan dosa merupakan ciri hidupnya hati. Baik bagi dirimu bilamana meninggalkan dosa.

Istilah Sayyi’ah, khathi’ah, dzanbun, dan itsmun ; empat istilah ini memiliki arti yang dibatasi, yaitu maksiat. Maksiat bisa disebut sayyi’ah , bisa disebut khathi’ah , bisa disebut itsmun , bisa juga disebut dzanbun . Semua sinonimnya, memiliki makna yang lengkap. Yang wajib dilakukan adalah meninggalkan perbuatan tersebut. Maksiat seperti ghibah, bisa disebut dzanbun, bisa disebut maksiat, bisa juga disebut khathi’ah. Para penghafal Al-Qur’an hendaknya menjadi pelopor dalam menghindari semua perbuatan buruk yang telah Allah haramkan.

Dikisahkan pula, suatu hari Imam Syafi’i Rahimahullah yang memiliki kecepatan dalam menghafal mengadu kepada gurunya, Waki’, karena mengalami kelambatan dalam menghafal. Waki’ lalu memberikan obat mujarab, yaitu dengan nasihat agar dia meninggalkan perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari setiap penghalang antara dia dan Allah Subhanahu Wata’ala.

Imam Syafi’I rahimahullah berkata: Aku mengadu kepada (guruku) Waki’ atas buruknya hafalanku Maka dia pun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan. Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.

Barang siapa memiliki kesungguhan untuk menjauhi kemaksiatan, maka Allah Subhanahu Wata’ala akan membukakan hatinya untuk senantiasa mengingat-Nya, membimbingnya dalam proses mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an. Allah akan memberikan kemudahan dalam menghafal dan mempelajarinya.

3. Tips Memanfaatkan Waktu Muda dan atau Selagi Masih Hidup

Masa anak-anak memiliki banyak waktu luang. Ahnaf bin Qais meriwayatkan, dia pernah mendengar seseorang berkata: “Belajar waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu”. Maka Ahnaf pun berkomentar: “Orang dewasa itu lebih pandai, akan tetapi hatinya lebih sibuk”.

Meskipun begitu, orang yang usianya sudah tidak muda lagi masih tetap mampu menghafal Al-Qur’an. Jangan sampai ia merasa tidak memiliki kesempatan dan merasa lemah dalam menghafal. Sebab proses menghafal Al-Qur’an tidak terkait dengan usia melainkan kesungguhan hati untuk fokus menghafal Al-Qur’an. Bila dikosongkan hatinya dari segala kesibukan dan kegundahan, maka akan mendapat kemudahan dalam proses menghafal kalamullah.

Firman Allah Subhanahu Wata’ala : “Dan Sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qamar :17).

Saat seseorang telah tua, penglihatannya mulai melemah. Terkadang sudah tidak mampu lagi membaca Al-Qur’an dari mushaf. Saat dewasa itulah akan mendapatkan yang telah dihafalnya. Namun tidak perlu berkecil hati karena masih bisa diupayakan menggunakan Al-Qur’an berukuran besar, atau kacamata yang sesuai bahkan bisa juga menghafal Al-Qur’an dengan bantuan Al-Qur’an portabel atau mushaf elektronik. Asalkan ada kemauan maka pasti setiap orang mampu melakukannya.

4. Tips Memanfaatkan Waktu Luang dan Meluangkan Waktu

Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Prioritaskan untuk mengerjakan hal-hal penting yang diantaranya yaitu menghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an sebaiknya di waktu senggang yang dikhususkan hanya untuk Al-Qur’an. Seseorang tidak layak menghafal pada waktu tubuh fisik, pikiran dalam keadaan lelah dan membosankan.  Saat sibuk juga hindari karena dapat menghalangi konsentrasi dalam menghafal.

Pilihlah waktu ketika giat dan keadaan pikiran sedang tenang. Alangkah baik menghafal dilakukan setelah Shalat Fajar (Subuh) karena lebih banyak manfaatnya, terlebih bagi orang yang tidur malam lebih awal. Menggunakan waktu-waktu giat sangat penting.

Penghafal Al-Qur’an harus mengetahui kapan saatnya untuk menghafal dan kapan saatnya untuk beristirahat. Bila datang kesempatanmu, maka pergunakanlah ia sebaik-baiknya karena akhir setiap yang bergerak adalah ketenangan. Jangan kamu lalai melakukan kebaikan saat ada kesempatan karena kamu tidak tahu kapan ketenangan (kesempatan) itu akan kembali. Di antara keindahan lantunan bait syair Imam Syafi’i agar kita menggunakan kesempatan untuk bergegas melakukan ketaatan adalah : Bila orang-orang mulai terlelap tidur, aku pun menangis. Dan aku lantunkan di antara bait syair yang terindah. Bukankah kerugian itu adalah malam-malam yang berlalu Berlalu tanpa dilalui menuntut ilmu dan akan dihisab umurku?

5. Tips Memilih Tempat yang Tepat

Menjauhkan diri dari tempat kebisingan dan keramaian agar dapat berkonsentrasi dengan baik. Namun tempat bising pun tidak ada masalah selama hati kita mampu berfokus untuk menghafalnya. Bahkan apabila proses menghafal Al-Qur’anu Karim apabila dilakukan di masjid maka akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Program karantina tahfizh, dauroh tahfidz dengan meninggalkan kesibukan duniawi untuk fokus sementara dalam waktu sebulan untuk menghafal Al-Qur’an kemudian memuraja’ahnya setiap hari disela-sela aktivitas menjalani profesi.

6. Tips Memotivasi Diri agar bertekad dengan Benar

Keinginan yang kuat dan benar akan memberikan pengaruh yang besar dalam menguatkan, memudahkan, dan berkonsentrasi dalam menghafal. Orang yang menghafal di bawah pengaruh tekanan kedua orang tuanya atau gurunya, tanpa timbul motivasi dari dalam dirinya, maka hal itu tidak akan berlangsung lama dan pasti akan mengalami masa futur (lemah semangat) yang berat. Motivasi diri dan tekad yang benar akan bertambah dengan adanya penyemangat yang berkesinambungan, penjelasan tentang ganjaran dan kedudukan yang mulia bagi para penghafal Al-Qur’anul Karim dan majelis Al-Qur’an, serta adanya pengobaran semangat berlomba dalam halaqah Qur’an, rumah, atau sekolah. Tekad yang benar dengan sendirinya akan menghilangkan bisikan-bisikan setan. Nafsu ammarah (jiwa penyuruh keburukan) pun akan sirna.

Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata: “Barang siapa memiliki tekad yang benar, maka setan akan berputus asa darinya, dan bila mana seorang hamba tidak teguh pendiriannya, maka setan akan selalu mengganggunya dan menjanjikan angan-angan yang terlalu jauh”. Imam Ibnu Al-Jauzi rahimahullah bercerita tentang dirinya: “Aku pernah merasakan manisnya dalam menuntut ilmu, aku pun menjumpai berbagai ujian yang menurutku lebih manis dari pada madu dikarenakan aku menginginkan yang aku harapkan”.

7. Tips Mendayagunakan Seluruh Indra Saat Menghafal Al-Quran

Kemampuan satu orang dengan lainnya pasti berbeda, apalagi dalam menghafal Al-Quran. Namun, menggunakan semua pancaindra secara optimal akan memberikan kemudahan untuk menyimpan hafalan secara baik dalam ingatan. Dalam proses menghafal Al-Quran ini, hendaknya kita dapat menggunakan indra penglihatan, pendengaran, dan ucapan. Setiap indra kita memiliki jalan yang akan menyampaikannya kepada otak. Apabila cara yang dilakukan beraneka ragam, maka akan menghasilkan hafalan yang kuat dan mantap. Kita bisa memulainya dengan membaca ayat yang akan kita hafal secara jahriyah (bersuara).

Harus melihat dengan teliti halaman yang mau dihafalkan, serta mengulangnya, sampai halaman mushaf terekam dalam ingatan. Hendaknya pendengaran kita gunakan dalam membaca sehingga terasa nyaman, khususnya bila kita membacanya dengan lagu yang indah. Hindari cara-cara menghafal yang keliru, misalnya melihat mushaf dengan tidak bersuara, mendengarkan kaset Al-Qur’an tanpa melihat mushaf, atau merasa cukup dengan suara bacaan yang pelan.

8. Tips Menggunakan Satu Jenis Cetakan Mushaf Al-Quran

Pilihlah cetakan Mushaf Huffazh, yaitu mushaf yang tiap awal halamannya diawali ayat baru dan di halaman itu pula berakhir ayat sesudahnya. Ini akan memberikan pengaruh cukup besar kepada kita dalam memberikan gambaran bentuk dan letak halaman dalam ingatan. Juga kita akan kembali terfokus ketika melakukan muraja’ah (mengulang hafalan). Mushaf tersebut yaitu terdapat 15 baris pada setiap halamannya dan 604 halaman dalam 30 juz dimulai dari Al-Fatihah pada halaman satu.

Bila cetakan mushaf yang digunakan berubah-ubah, maka akan memberikan gambaran yang berbeda di dalam ingatan. Kita tidak akan dapat konsentrasi sehingga membuyarkan hafalan yang ada. Jangan lupa untuk menggunakan mushaf saku atau mushaf yang dicetak per juz yang selaras dengan cetakan mushaf yang digunakan selama ini. Jadikan mushaf saku itu selalu bersama kita, di mana pun kita berada. Dengan mushaf tersebut kita dapat segera memanfaatkan waktu yang ada untuk hafalan baru atau mengulang hafalan yang ada.

9. Bacaan Al-Quran yang Baik dan Benar

Sebelum proses menghafal Al-Qur’an hendaknya perbaiki bacaan Al-Qur’an agar sesuai dengan kaidah tajwid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berguru kepada orang yang hafal Al-Qur’an dan bacaannya fasih. Jika bacaan Al-Qur’an yang dihafalkan secara baik dan benar maka akan memudahkan hafalan. Akan tetapi, jika bacaan tidak sesuai tajwid maka tidak dianggap sebagai hafalan Al-Qur’an karena dianggap tidak menjaga keaslian Al-Qur’an.

Imam Munada rahimahullah berkata: “Ketahuilah bahwa menghafal itu ada beberapa cara, di antaranya adalah seseorang dapat membaca di hadapan orang yang lebih baik hafalannya, karena orang yang baik hafalannya lebih peka terhadap kesalahan orang yang membaca di hadapannya dibandingkan si pembaca tersebut terhadap kesalahannya sendiri saat membaca hafalan”. Dengan demikian, kita harus berusaha untuk ikut talaqqi Al-Qur’an secara musyafahah (berhadapan langsung) dengan para penghafal Al-Qur’an atau para syaikh yang baik bacaannya, agar nantinya kita akan terhindar dari kesalahan dalam membaca.

Penyelenggara program karantina tahfizh Al-Qur’an terutama Muhaffizh tentu akan sangat memperhatikan perbaikan bacaan ayat-ayat yang akan dihafal oleh para muridnya. Muhaffizh dan Muhaffizhah selalu membimbing muridnya untuk memperbaiki kata-kata yang sering salah baca, yaitu dengan menugasi mereka agar mengulang hafalannya di hadapan kawan-kawan untuk menghindari berbagai kesalahan pada saat menghafal.

10. Tips Berkelanjutan Secara Berurutan dalam Menghafal Al-Quran

Hendaknya menghafal Al-Qur’an secara berurutan agar hafalan bisa teratur. Misalnya di karantina tahfizh, hafalan yang diprioritaskan untuk didahulukan yaitu juz 30, 29, 28, kemudian dilanjutkan pada juz 1 sampai juz 27. Khatmil Quran pada juz 27.

Hafalan sebelumnya harus dihubungkan dengan hafalan berikutnya sehingga mampu mengingat urutan yang tepat antara hafalan sebelumnya, saat ini dan hafalan lanjutan. Hafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar sebelum melanjutkan hafalan terutama pada program muraja’ah dan muraja’ah mutqin. Adapun pada program tahfizh hafal Quran sebulan maka prioritasnya yaitu ziyadah hafalan disertai tadabur terjemah. Tujuan memahami terjemah yaitu agar hafalan satu dengan berikutnya ada keterkaitan cerita atau pun tema yang berurutan.

11. Tips Memahami makna ayat Al-Quran yang dihafal

Kebanyakan penghafal Al-Qur’an menganggap bahwa menghafal Al-Qur’an disertai terjemah dianggap menghambat hafalan Al-Qur’an. Justru fakta sebenarnya menyatakan bahwa semakin banyak ayat-ayat dihafalkan dengan persamaan kosakata Al-Qur’an maka menghafal menjadi lebih mudah dan nikmat.

Di antara hal yang dapat membantu mengikat ayat-ayat yang dihafal dan memudahkan dalam proses menghafal adalah sesekali merujuk kepada beberapa kitab tafsir yang disusun secara ringkas. Hal itu agar kita dapat memahami ayat-ayat tersebut, walaupun secara global. Tentunya, hal itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah menguasai bahasa Arab dengan baik. Tapi bagi mereka yang belum menguasainya, bisa juga menggunakan Mushaf terjemahan. Pemahaman makna ayat/surat akan banyak membantu kita dalam menghafal.

12. Tips Hafalan Harus Tartil dan Tidak Tergesa-gesa Menghafal Al-Quran

Ketika seseorang tergesa-gesa dalam menghafal Al-Qur’an maka akan menjadikan target sebagai beban. Akan tetapi, peserta yang menikmati hafalan Al-Qur’an akan menjadi semakin nikmat dan berkesan. Upaya di karantina tahfizh agar tidak terjadi tergesa-gesa yaitu dengan memperbaiki bacaan Al-Qur’an, membuat Al-Qur’an Virtual di dalam pikiran, visualisasi tadabur, dan menghafal tata letak serta penomoran ayat, surat dan halaman yang diprioritaskan bagi halaqah mutqin.

13. Membiasakan Tilawah Al-Qur’an dalam Hafalan

Menghafal Al-Qur’an secara terus menerus menjadikan kebiasaan membaca Al-Qur’an semakin ringan. Apabila mampu meluangkan waktu di karantina tahfizh selama durasi 12 jam per hari maka paling tidak ketika di rumah telah menjadi terbiasa menghafal Al-Qur’an selama 1-2 jam per halaman.

Memanfaatkan sebagian waktu fokus untuk menghafal Al-Qur’an akan lebih baik dibandingkan dengan menunggu waktu luang. Waktu luang tidak akan pernah ada jika tidak diluangkan setiap kesempatan yang bisa digunakan.

Membaca hafalan Al-Qur’an dapat menjadi aktivitas rutin yang berkelanjutan. Keberhasilan menghafal Al-Qur’an bukan saja dari tuntasnya hafalan 30 juz selama sebulan melainkan yang terpenting yaitu Allah meridai hafalan kita. Aamiin.

14. Kuatkan Hafalan Al-Quran dalam Shalat

Hafalan dibaca ketika salat tahajud. Cara ini pernah dilakukan oleh orang-orang saleh sehingga hafalan Al-Qur’an mereka kuat, tidak mudah lupa. Rasulullah SAW bersabda : “Dan apabila seorang penghafal Al-Qur’an mendirikan salat kemudian dia membacanya siang dan malam hari; maka dia akan selalu mengingatnya, dan apabila dia tidak melakukannya maka dia akan melupakannya“ (H.R. Muslim).

15. Mencari Guru dan Komunitas Penghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an harus melalui guru yang memiliki bacaan Al-Qur’an secara fasih. Jika bacaan Al-Qur’an kurang fasih maka akan terasa berat ketika menghafalkannya. Adapun ketika bacaan sudah bagus maka proses menghafal Al-Qur’an dapat lebih mudah lagi.

Belajarlah mengaji di masjid, musala, di rumah, dan terlebih lagi di pondok pesantren maupun karantina tahfizh. Banyak orang karena menganggap dirinya sibuk maka mereka tidak dapat menghadiri halaqah-halaqah tersebut.

Menghafal Al-Qur’an tidak dapat dilakukan secara individu melainkan butuh kehadiran guru yang hafal Al-Qur’an dan tahsin tilawah yang benar.

Jika tidak belajar dari guru maka bisa jadi tanpa disadari, kesalahan bacaan Al-Qur’an itu akan terus berlangsung terus menerus. Akan tetapi, ketika peserta memperdengarkan hafalannya di hadapan peserta lainnya atau di hadapan gurunya, maka kesalahan tersebut dapat segera dikoreksi.

Hendaknya yang memiliki keterbatasan waktu maka dapat meluangkan waktu di karantina tahfizh dalam program karantina mutqin, karantina muraja’ah, karantina ziyadah sehingga mampu mengakselerasi hafalan Al-Qur’an.

16. Teliti Saat Menghafal Ayat-ayat Al-Quran yang Mirip

Penghafal Al-Qur’an harus memperhatikan ayat-ayat yang mirip pada beberapa lafazh dan membandingkan letak perbedaan dan persamaannya. Alangkah lebih baik jika ketika menghafal, dituliskan ayat-ayat yang mirip tersebut sehingga kita dapat menghadirkan letak ayat yang mirip saat muraja’ah.

Jika diamati, sebagian besar peserta halaqah tahfizh tidak memperhatikan letak ayat-ayat yang mirip. Akibatnya, mereka mengalami kesalahan saat tasmi’ (memperdengarkan) hafalan. Kemiripan satu ayat dengan ayat lainnya akan dapat mengganggu konsentrasi. Tanpa kita sadari, bisa jadi mereka akan berpindah ke surat berikutnya. Terkadang saat tasmi’ kita akan “nyasar” dan berpindah ke surat atau ayat lainnya karena ada beberapa ayat yang mirip.

Itulah 16 tips menghafal Al-Quran di Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional. Baca juga total waktu yang diperlukan di karantina tahfizh klik di sini .

Semoga tips menghafal Al-Qur’an ini dapat membantu kita semua pada proses menghafal Kalamullah. Aamiin ya RabbalAlamiin. Informasi dan pendaftaran klik www.hafalquransebulan.com.  Informasi facebook 

Yadi Iryadi, S.Pd.,
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

flayer-karantina-angkatan-ke-86
flayer-karantina-angkatan-ke-86

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com