Hafalan Al-Quran Sekelas Rasul Pun Digoda Syetan tapi Allah Selamatkan
Menguatkan kesungguhan untuk menuntaskan hafalan Al-Quran sangat penting bagi peserta karantina tahfizh. Meskipun mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an 30 Juz sebulan namun muraja’ah tetaplah seumur hidup sama seperti program tahfizh pada umumnya.
Setiap kali manusia berkeinginan menghafal kitab suci maka syetan akan menggoda manusia. Hal ini pun menimpa para Nabi dan Rasul namun Allah Subhanahu Wata’ala menggagalkan godaan syetan.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنْسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,”
“agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat,”
“dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Hajj: 52-54)
Asbabun Nuzul dari ayat ini adalah dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Nabi saw. di Mekah membaca surah, Wan najmi idza hawa (Demi Bintang ketika terbenam) sampai ayat, A fa ra-aitumul lata wal uzza wa mantast tsalisatai ukhra {Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggu al-Lata dan al-‘Uzza dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)} (QS: 53: an-Najm: 1-20), setan menyelipkan pada lidah beliau, Tilkal gharaniqul ‘ula wa inna syafa’ata-hunna la turtaja (Itulah berhala-berhala yang paling mulia dan syafaatnya benar-benar diharapkan).
Berkatalah kaum musyrikin: “Dia belum pernah menyebut-nyebut dan memuji tuhan kita sebelum ini.” Setelah sampai pada ayat sajdah, nabi saw. sujud dan mereka pun mengikutinya. Maka turunlah ayat ini (QS: 22 al-Hajj: 52) sebagai penegasan bahwa setan selalu berusaha membelokkan apa-apa yang ditugaskan kepada para Nabi dan Rasul, tetapi Allah melindunginya dari gangguan setan. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, dan Ibnul Mundzir dengan sanad yang shahih, yang bersumber dari Sa’id bin jubair. Diriwayakan pula oleh al-Bazzar dan Ibnu Marsuwaih, melalui jalan lain dari Said bin Jubair, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas].
Bagaimana hafalan Nabi Muhammad saja bisa digoda oleh syetan agar bacaannya salah, setan menyelipkan pada lidah beliau namun kemudian Allah Subhanahu Wata’ala menghilangkan godaan syetan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya di dalam hafalan beliau.
Godaan syetan ini sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya sehingga apabila sudah berhasil melembutkan hati sehingga Allah memberikan ilmu yaitu dengan meyakini bahwasanya Al-Quran itulah yang hak dari Allah Subhanahu Wata’ala kemudian beriman dan tunduk hati kita kepada-Nya maka Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
Bagi para penghafal Al-Qur’an biasanya akan terasa berat ketika muraja’ah hal ini disebabkan karena godaan syetan padahal muraja’ah itu hanya mengembalikan apa yang sudah ada dalam pikiran. Biasanya lebih mudah hafal namun godaan syetan menghembuskan keengganan untuk membaca Al-Qur’an.
Itu semua adalah ujian dari Allah Subhanahu Wata’ala sehingga ketika berhasil melembutkan hati dan menguatkan tekad menghafal Al-Qur’an sebagai kalamullah disertai keimanan maka saat itulah pertolongan Allah berupa petunjuk kemudahan menghafal AL-Qur’an akan diperoleh.
Berbicara mengenai syetan maka tidak perlu menuduh syetan dari kalangan jin sebab syetan dari kalangan manusia pun seringkali membuat terlena dari muraja’ah Al-Qur’an. Marilah penulis menasihati diri sendiri dan pembaca sekalian untuk sama-sama melembutkan hati dan menguatkan tekad untuk selalu mendulang pahala dari membaca Al-Qur’an berulang-ulang berharap Ridha Allah Subhanahu Wata’ala.
Saat ada keinginan untuk fokus menghafal Al-Qur’an 30 Juz dan muraja’ah seumur hidup maka Insyaa Allah Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional siap menjadi partner ikhtiar Anda untuk mewujudkannya.
www.hafalquransebulan.com Pendaftaran hubungi 081312700100
Yadi Iryadi
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an