“SELF TALK” Ucapan Dalam Hati Mengenai Tahfizh Al-Qur’an
Siapa pun pasti selalu dalam keadaan berkomunikasi. Entah berkomunikasi dengan orang lain maupun diri sendiri. Hendaknya para penghafal Al-Qur’an berbicara dengan dirinya sendiri dengan pola bahasa yang memotivasi dirinya untuk senantiasa menghafalkan Al-Qur’an.
وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى
“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” (QS. Thaha:7)
Menurut tafsir Jalalain, “Maksud ayat ini adalah tidak perlu mengeraskan suara dalam berdoa dan berdzikr, karena Allah mendengar semua doa itu meskipun diucapkan dengan suara pelan. Sedangkan maksud “Yang lebih tersembunyi” adalah seperti yang terlintas di hati. Dengan demikian, pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, yang kecil maupun yang besar, yang samar maupun yang nampak, sama saja kamu keraskan suaramu atau kamu pelankan, Dia mendengar dan mengetahuinya.”
Menurut Tafsir Quraisy Shihab, “Sebagaimana kekuasaan Allah telah meliputi segala sesuatu, ilmu-Nya juga meliputi segala sesuatu. Jika kamu, wahai manusia, mengeraskan suaramu, Dia pasti mengetahuinya. Sebab Dia mengetahui apa yang kamu bicarakan, baik dengan orang lain maupun dengan dirimu sendiri.”
Kata-kata adalah doa yang akan berpengaruh terhadap diri sendiri, mempengaruhi tindakan dan bahkan mempengaruhi segala hal yang didoakan.
Sering kali banyak orang mengeluh dalam hatinya sehingga yang terjadi dikabulkan adalah kesulitan-kesulitan yang diucapkannya. Nah di sini dipraktikkan untuk mengubah self talk (ucapan sendiri) agar lebih semangat memotivasi diri untuk terus menghafalkan Al-Qur’an.
Cobalah ucapkan dalam hati,
“Bukankah kamu telah dipilih oleh Allah dengan bukti bisa hadir di majelis Al-Qur’an untuk menghafalkan Al-Qur’an?…”
“Bukankah setiap kesalahan hafalan berarti langkah menuju kelancaran?…”
“Bukankah setiap satu huruf setara sepuluh kebaikan?…”
“Bukankah ini adalah kalamullah yang dijaga oleh orang-orang yang terpilih untuk selalu menjaganya?…”
“Bukankah Ayat yang sulit dihafalkan itu akan menjadi bonus kemudahan manakala bertemu kosakata yang mirip atau sama?…”
“Bukankah menghafal Al-Qur’an Al-Karim ini suatu langkah menuju kemuliaan dunia akhirat?…”
“Bukankah kebaikan Al-Qur’an akan menjauhkan dari maksiat dan mendekatkan kepada keimanan dan ketakwaan yang itu berarti Al-Qur’an menjagamu ketika kamu menjaga Al-Qur’an?.,,”
Itulah beberapa kata-kata yang didapatkan di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional yang sedikit besarnya membentuk rasa semangat dan antusias untuk muraja’ah, menambah hafalan dan muraja’ah.
Yadi Iryadi
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
www.hafalquransebulan.com