22 Point Jangan Tergesa-gesa Menghafal Quran

22 Point Jangan Tergesa-gesa Menghafal Quran

9 June 2017 Artikel 0

22 Point Jangan Tergesa-gesa Menghafal Quran melainkan seperti ini:

1. Menghafal Al-Quran adalah sebuah proses bagaimana menghafal 1 menit 1 baris sehingga dalam waktu 15-30 menit hafalan sudah bisa disetorkan per halaman. Waktu belajar 10-12 jam/hari sehingga sehari dapat menghafal kurang lebih 1 s/d 2 Juz x 30 hari = kurang lebih 30 Juz sebulan jika sudah fasih bacaannya sesuai kaidah tajwid insya Allah tercapai.

2. Para sahabat saja tidak lantas tergesa-gesa dalam menghafal Al-Qur’an karena pada saat itu Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur. Sekarang Al-Qur’an sudah sempurna sedangkan waktu belajar tersita untuk aktivitas pekerjaan, berbagai profesi dan belajar ilmu lainnya sehingga kita butuh percepatan atau akselerasi.

3. Umar bin Khatab tidak akan melanjutkan hafalannya kalau dirasa belum mengamalkan hafalan yang sebelumnya dan ini memotivasi kita supaya tidak sekedar hafal melainkan mengamalkan sehingga ikhtiar kami adalah menghafal sambil mentadabburi maknanya dengan metode Yadain Litahfizhil Qur’an.

4. Karantina Tahfizh diadakan untuk berbagai profesi maka kita butuh waktu khusus sebulan untuk menghafal Al-Qur’an kemudian muraja’ah seumur hidup menjadi Hamilul Quran. Muraja’ah itu seumur hidup sampai mati. Hamilul Quran adalah orang yang hafal Al-Quran dan membawa nilai-nilai Al-Quran dalam hidupnya.

5. Mengutip taujih DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA, Al-Hafizh ulama lulusan Madinah, lajnah pentashih Al-Qur’an yang menguasai Qira’ah Asyrah berkata, “Karantina Hafal Al-Qur’an targetnya terukur dan bisa diaplikasikan oleh mereka yang sibuk untuk meluangkan waktu sebulan menghafal Al-Qur’an.”

6. Menghafal Al-Qur’an ada target kuantitas hafalan dan ada target kualitas. Target kuantitas dapat dicapai 30 Juz dalam waktu sebulan. Masyaa Allah, Amazing. Sedangkan target kualitas hafalan bisa diwujudkan dengan muraja’ah bertahun-tahun, misal melancarkan kembali minimal 5 halaman setiap hari.

7. Hafalan bisa jadi lupa, tetapi pemahaman sulit dilupakan. Pemahaman terhadap terjemah Al-Qur’an inilah yang akan memotivasi pengamalan isi kandungannya. Tetapi tentu saja hafalan juga harus dijaga dengan terus muraja’ah. Membacanya saja pun tanpa mengerti terjemahnya pun sudah berpahala. Jika calon peserta pernah menghafal Al-Qur’an dan ingin mengembalikan hafalannya disertai pemahaman maka Karantina Hafal Al-Qur’an Sebulan adalah tempat yang Insyaa Allah bisa.

8. Menghafal Al-Quran, bagi kami, adalah proyek seumur hidup dan kami ingin melakukan upaya supaya bisa mewujudkan “Setiap keluarga muslim satu hafizh hafizhah Indonesia 2030” dengan cara bersinergi bersama Pesantren, Sekolah Islam, Rumah Tahfidz, ODOJ, dan pecinta Al-Qur’an. Untuk menjadi mitra yang menduplikasi program kami silakan daftarkan lembaga Anda di sini https://www.hafalquransebulan.com/mitra/

9. Selesaikan hafalan 30 Juz dengan pemahaman terjemah. Ini penting sebab jika tanpa terjemah kesulitannya adalah 30 Juz. Sedangkan jika dengan terjemah kesulitannya hanya 5-10 Juz saja awal saja, selanjutnya Allah akan memudahkan sebagaimana janjinya dalam Al-Qur’an.

10. Jika menghafal Al-Qur’an sudah pada tingkatan menikmati, maka menjaga hafalan tidak akan dianggap beban melainkan kenikmatan yang selalu ingin bertambah, adiktif, kecanduan muraja’ah, Biidznillah

11. Ustadz Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd.I, Al-Hafizh mudir Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional berpesan, “Menghafal Al-Qur’an sebulan ini hanya sebagai latihan awal untuk bisa meluangkan waktu di luar karantina, target hari ini setorkan sekarang, target besok setorkan hari ini, target tahun depan selesaikan bulan ini. Kemudian pasca karantina bisa muraja’ah masing-masing atau di lembaganya masing-masing.”

12. Walid, panggilan akrab DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA, Al-Hafizh pembina Yayasan Karantina Tahfizh Nasional berkata, “Jika seluruh usia kita gunakan untuk menghafal Al-Qur’an dan mengkaji isi kandungannya juga ilmu-ilmu yang terkait dengan Al-Qur’an maka usia kita tidak akan cukup untuk mempelajari seluruh isi Al-Qur’an. Maka belajarlah seumur hidup”

13. Saat proses menghafal, muhafizh melakukan bimbingan konseling dan terapi pikiran/qalbu sehingga peserta bisa mengatasi berbagai problematika menghafal Al-Qur’an.

14. Jika ada ayat yang belum dipahami, maka tidak boleh menafsirkan sendiri melainkan memahami terjemah seadanya saja untuk sementara atau bisa ditanyakan pada ahli Al-Qur’an yang mengetahuinya berdasarkan referensi yang shahih.

15. Mengutip ceramah ustadz Yusuf Mansur pada acara tabligh akbar & wisuda Hafal Al-Qur’an Sebulan angkatan ke-5, “Saudara-saudara, niatkan menghafal Al-Qur’an 30 Juz, niatkan akan ikut pada angkatan berikutnya maka jika meninggal saat ini pahalanya Insyaa Allah sudah sampai 30 juz menghafal Al-Qur’an.” tambahnya lagi, “Lakukan niat dan upaya untuk daftar karantina tahfizh, pahalanya akan sampai walau pun meninggal dunia sebelum terlaksana, kecuali jika mengundurkan diri.”

16. Menghafal Al-Qur’an dengan metode apa pun bisa, silakan banyak sekali metode menghafal Al-Qur’an untuk bisa diaplikasikan. Keberhasilan menghafal Al-Qur’an bukan dengan kecanggihan metode melainkan dengan bersungguh-sungguh mengaplikasikannya sehingga Allah Ridha dan diberikan hafalan Al-Qur’an tersebut. Bukan dengan kecerdasan melainkan hafalan Al-Qur’an ini adalah anugerah dari Allah Subhanahu Wata’ala.

17. Mengenai biaya pendaftaran Rp 100.000,- dan biaya akomodasi sebulan Rp 5.900.000,- alokasinya untuk Penginapan 35 hari, Catering, Laundry, Seragam Wisuda, Alat Tulis, Mutaba’ah, Rihalah, Syahadah, Tabligh Akbar bersama tokoh Nasional dan Prosesi Wisuda juga biaya bimbingan 10-13 jam per-hari selama sebulan lebih. Alhamdulillah alumni kami menganggap bahwa biaya tersebut wajar dan banyak yang merasa puas.

18. Katanya sebulan koq 35 hari, sebulannya karantina kami adalah 35 hari. Hal tersebut karena ada program lainnya yaitu daftar ulang, bimbingan metode, rihlah dan wisuda.

19. Ini pengalaman saya sebagai sebagai salah satu tim di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional dengan melihat aktivitas yang dijalankan di Yayasan kami.

20. ‘Alaa kulli hal, yang terpenting, jangan berhenti untuk belajar Al-Qur’an dan ilmu-ilmu syariat Islam. Menghafal Al-Qur’an tidak harus di Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional melainkan bisa di mana saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

21. Mereka yang belum setuju dengan sistem akselerasi menghafal Al-Qur’an semata-mata bukan melarang kita menghafal Al-Qur’an dalam waktu relatif singkat melainkan bentuk perhatian, kehati-hatian dan antusias ummat terhadap Al-Qur’an supaya kita tetap menjaga Al-Qur’an.

Informasi dan pendaftaran:
www.hafalquransebulan.com

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

flayer-karantina-angkatan-ke-86
flayer-karantina-angkatan-ke-86

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com